Minggu, 25 April 2021

BULETIN SEVENTEEN : Testimoni Pembelajaran Prakarya - Membuat Sanggara Bandang Bersama Ibu (Oleh Neisya Istiqamah-VIII.3)

 Siang tadi aku bertanya ke ibu.

"Hari ini bikin makanan berbuka apa?"

"Rencanannya, ibu akan membuat sanggara bandang."

"Bagaimana cara membuatnya bu?"

"Nanti kamu akan tau juga. Ayo bantu ibu membeli bahan-bahannya!"

"Baik bu."

Beberapa saat kemudian kami keluar rumah. Tujuannya menuju pasar rakyat yang tidak jauh dari rumah. Banyak pertanyaan yang terlintas dipikiranku. Namun diam dan terus mengamati adalah sikap yang dipilih. Rupanya, ibu cukup banyak membeli bahan-bahannya. Pertama dia menanyakan harga ubi kayu atau biasa disebut singkong. Setelah membelinya, ibuku mulai meminta pandan pasta yang berwarna hujau pada seorang penjual. Sebotol rasanya cukup, ungkapnya padaku. Selanjutnya kami membeli pisang raja, parutan kelapa dan gula pasir. Akibat tempatnya yang berbeda, kami pun mengelilingi pasar itu. Setibanya di rumah ibu mengambil parut. Aku pun sangat penasaran dengan alat itu.

"Untuk apa parut itu, bu?"

"Kok bertanya, Apakah kamu tidak tau fungsi alat ini?"

“Bukan begitu bu. Aku hanya bingung. Kelapa kan, sudah diparut? Lantas…”

“Sini bantu ibu, parut ubi ini.”

"Ibu? Aku kan takut. Tanganku bisa terluka."

“Makannya harus berhati-hati. Ayo belajar memarut yang benar!”

       Ibu akhirnya mengajarkan memarut ubi kayu itu sampai agak halus dan hancur. Setelah  itu, ibu menambahkan pandan pasta dan garam sedikit. Akupun membantu mengaduknya hingga berwarna hijau secara merata. Ibu pun menyuruh untuk mengupas pisang raja lalu membelahnya menjadi dua bagian. Selagi saya mengupas pisang, ibu mendidihkan air di dalam dandang.

“Kini waktunya untuk mencetak.” Kata Ibu.

Ibu mengambil sedikit adonan ubi kayu parut tadi lalu menpipihkannya. Rupanya bahan ini menjadi pembungkus. Dia meminta sepotong pisang sudah di belah kemudian meletakkannya di tengah adonan. Penghilatan terus mengamati gerakan tangan ibuku. Rupanya potongan pisang tadi  dibalutnya, hingga permukaan pisang tertutupi oleh adonan. Kini tinggal memasukannya ke dalam dandang yang sudah panas untuk di kukus.

Sambil menunggu matang, ibu mencampurkan parutan kelapa dengan gula pasir. Bulatan lonjong pisang dan adonan parutan ubi kayu dibalut lagi dengan parutan kelapa yang sudah di campur dengan gula pasir. Wah, akhirnya sanggara bandang telah jadi. Hidangan ini telah siap disantap saat  berbuka puasa nanti.

       Terima kasih Ibu, telah mengajariku memanfaatkan umbi dalam membuat makanan. Aku pun kini tahu cara membuat sanggara bandang. Ibu dan aku sangat senang bisa membuat masakan buka puasa bersama hari ini.

Testimoni Pembelajaran Prakarya - Membuat Sanggara Bandang Bersama Ibu (Oleh Neisya Istiqamah-VIII.3)-Aspek Pengolahan Kelas VIII/Semester II/SMPN 17 Kendari-Suhardin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAMPAH RUMAH TANGGA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

  Rumah tangga memproduksi sampah setiap hari. Hal ini sesuai dengan aktivitas penghuninya. Sebagia besar berupa bahan organik, Misalnya sis...