Pekerjaan
dua malam hari ini akan ditampilkan. Setelah salat subuh, saya membereskan file
yang akan diaploud ke google drive. Memudahkan peserta bisa mengaksesnya
menjadi tujuannya. Namun kelengkapan kegiatan belum sepenuhnya ada. Saya harus
mencari in focus yang support dengan laptop yang akan digunakan.
Wah, aktivitas pagi ini memang sangat padat.
Mengajak
istri mengantarkan di tempat kegiatan menjadi solusi agar sekali mendayung dua
atau tiga pulau bisa terlampaui. Hari ini mantan pacar saya akan membagikan
laporan pendidikan yang tertunda. Ke sekolah bukan hanya mengambil in focus
tetapi sekalian membawa raport, melakukan absen elektronik dan mengecek
kemampuan laptop untuk presentase.
Mendung
dan sedikit rintik pada sebagian rute perjalanan membuat laju motor agar
kencang dari biasanya. Tentunya saja jalan utama telah ramai. Saat ini telah
menunjukan pukul 08.15 Wita. Peserta sudah terlihat lebih dari setengah
kapasitas ruang. Pelaksanaanya hanya mengunakan salah satu ruangan di “Gedung
Guru.” Ini adalah tempat kegiatan yang dipilih panitia. Untung pun menjadi berkah.
Pejabat yang ditunggu belum juga tiba, berarti ada waktu untuk bersiap diri.
Sesuai jadwal, saya adalah pemateri pertama hari ini. Membantu mamasang in
focus serta layar latar pembuatan liputan video dilakukan bersama rekan
pemateri lain.
Hari
ini saya ditemani Ibu Riskawati, sosok guru berprestasi dari Kabupaten Konawe.
Peserta workshop ini sangat beragam. Bukan hanya jenjang sekolahnya tetapi asal
mereka dari beberapa pelosok Sulawesi Tenggara. Menyimak daftar hadir yang
beredar, Kabupaten Konawe memiliki peserta terbanyak. Ada pula dari Wakatobi,
Konawe Selatan, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Kota Kendari dan Konawe Utara.
Seperti halnya saya, mereka pun datang dengan peralatan yang telah siap. Bukan
hanya handphone, namun laptop, kabel hingga alat pengambilan gambar
terlihat disamping mejanya.
Ruang
yang nyaman membuat saya terlupa sejenak jika waktu telah melewati pukul 09.00
Wita. Sekum PGRI Sultra akhirnya mengambil inisiatif untuk membuka kegiatan.
Suasana ini telah lama terjadi. Bukan hanya persoalan wabah Corona yang menjadi
alasan. Kesempatan besar seperti ini sudah langka dialami. Duduk bersama
pemateri hebat dan pejabat membuat hati sangat terharu. Saya menyimak sambil
banyak merenung. Masih ada juga rupanya yang mau memanggil sosok sederhana dan
sedikit pengalaman seperti saya untuk berbagai di forum yang besar.
Setelah
pembukaan, rupanya ada pergeseran jadwal. Ada materi umum dari pihak PGRI, ini penting
untuk disampaikan. Penyampaian yang kocak dan bersahabat membuat kami semua
terkesima. Namun waktu tidak bisa berhenti. Saya memperlihatkan penanda waktu
pada Ibu Riska. Wah, sudah pukul 10.45 rupanya. Begitulah tanggapannya. Itu
artinya hanya menyisahkan satu jam lebih untuk membawakan materi yang sangat
padat. Saya pun mulai membuka laptop dan menyeleksi kembali hal-hal yang akan
dihilangkan. Mencari komponen penting dan sangat perlu. Memakan waktu lima
belas menit untuk menunggu maju ke depan. Sedikit persiapan membuat waktu
tampil tinggal 50 menit untuk tiba di waktu salat zuhur.
Antusias
peserta yang luar biasa membuatku bersemangat. Tampilan paparan sengaja dibuat
dalam bentuk “gif.” Tujuannya agar peserta tidak menulis dan hanya focus
terhadap penyampaian materi. Ini penting, karena setelahnya ada praktek
pengambilan gambar dan pemanfaatan aplikasi filmora untuk perakitan. Menyiasati
waktu yang ada, pengambilan gambar dilakukan saat kegiatan paparan berlangsung.
Terdapat 20 trik yang disampaikan sebagai modal dalam menata video pembelajaran
lebih menarik. Ini semua adalah pengalaman saat mengikuti lomba, diskusi dengan
tim juri, workshop dari kementerian dan kebiasaan yang dilakukan selama ini.
Tidak disangka banyak pertanyaan dan tanggapan yang muncul. Hal ini makin
terlihat ketika pemanfaatan filmora mulai dilakukan.
Pembawaan
yang kocak, santai dan tampilan paparan yang tidak monoton membuat peserta
terlihat focus. Ini adalah kebahagiaan yang luar biasa buat saya. Telah lama
saya berdiri dipodium yang sebesar ini. Kesempatan itu memang langka diperoleh.
Kadang sekali untuk beberapa bulan. Itulah mengapa persiapan yang dilakukan
menentukan gaya saat penyapaiannya. Saya juga bersyukur, kegiatan pelatihan
Calon Guru Penggerak (CGP) dihentikan sementara. Saya pun bisa sedikit focus
dan ada waktu yang agak luang untuk menyiapkan materi ini.
Waktu
yang tidak lama memang tidak memungkinkan penyampaian secara maksimal. Terlihat
banyak yang masih menyimpan penasarannya. Ada yang berkeinginan untuk memanggil
lagi dengan pelatihan yang sama. Saya pun hanya bisa bertutur, jika grup
virtual bisa digunakan untuk diskusi. Berat hati, saya pun menutup pemaparan
pembuatan video “menari semu” dengan kisah pelangi dalam memotivasi diri dan
ungkapan Bapak Habibi tentang kesungguhan dan keikhlasan dalam bekerja.
Kehadiran
ketua umum PGRI di ruang pelatihan membuat saya merasa senang. Rupanya ada
perhatian yang tinggi terhadap kegiatan ini. Saya maklum kesibukannya tidak
seperti guru biasa. Itulah mengapa kehadirannya baru bisa terlihat siang ini.
Keharuan itu berlanjut, ketika Ibu Riska membuat Quizizz bagi peserta diakhir
paparannya. Hadianya adalah buku “Keringat di Pelupuk Mata.” Buku yang sengaja
di bawa sebagai oleh-oleh bagi peserta. Namun jumlahnya hanya sebuah saja.
Olehnya itu ada kompetisi untuk bisa memilikinya. Setelah usai, seorang guru
wanita dari konawe berhasil menempati peringkat pertama. Ibu Endang berhak
memiliki buku ini. Tetapi rupanya tidak semudah itu. Ketua umum, mengiinginkan
saya untuk mau menandatanganinya. Awalnya saya tidak menolaknya, namun
permintaan selanjutnya membuat saya terdiam sejenak.
Saya
diberikan kesempatan, untuk menyampaikan beberapa hal tentang buku ini. Itulah
ungkapan yang berat dipikirkan. Sedikit sesak terasa didada. Saya pun menghela
napas panjang beberapa kali sebelum mengambil mik dari tangannya. Ini
memang berat, isinya begitu memilukan hati. Menulis semua itu sebenarnya untuk
menumpahkan segala yang dirasa agar bisa berlega hati. Tapi ini mendapat
sambutan yang luar biasa.
“Ini
adalah kisah saya menjadi guru. Bergelut dengan sekolah sejak berdiri hingga
torehan beberapa prestasi yang diraih. Buku ini saya tulis ketika saya tidak
bisa lagi menagis. Itulah judulnya keringat dipelupuk mata. Harapanya, semoga
orang yang membacanya terinspirasi. Apa yang saya buat adalah jalan hidup yang
telah saya lalui.”
Begitulah
ungkapan singkat yang bisa saya utarakan saat itu. Buku pun saya serahkan
kepada Ketua Umum PGRI Sultra untuk diserahkan pada Ibu Endang sebagai pemenang
kuis hari ini. Sang Ketua, rupanya ingin juga membacanya. Beliau ingin
membelinya namun saya menolaknya. Buku ini memang beredar terbatas untuk saat
ini. Saya hanya ingin berbegi pada orang lain. Saya pun berjanji, jika besok
saya akan membawakannya di tempat kegiatan. Workshop ini berlangsung dua hari
yakni Senin dan Selasa (27-28 Juni 2022). Menjelang pulang, kami pun berfoto
bersama untuk dokumentasi kegiatan hari ini.
Direncanakan
keesokan harinya akan dilanjutlan pembuatan video pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi. Sebelum hal tersebut dilakukan ada pencerahan tentang teknik
pengambilan gambar, editing dan pasca produksi dari salah satu media nasional.
Tujuannya, agar peserta dapat menghasilkan karya sendiri dalam pelatihan ini.
Tentunya, produk yang diinginkan oleh penyelenggara adalah video pembelajaran
yang apik dan dapat dimanfaatkan di ruang kelas saat mengejar.
Berdasarkan
data dari panitia yang tersebar di WhatsApp terlihat pesertanya sangat beragam
jenjang. Peserta yang dinyatakan berhasil mengikuti yakni :
1.
Hj. Sri Wahyuni, S.Pd. / SMPN 10 Kendari
2.
Endang Sri Wahyuni, S.Pd. / SMPN 2 Tongauna
3.
Juhriatin, S.Pd. / SMPN 1 Unaaha
4.
Misrawati, S.Kom. / SMPN 8 Konawe Selatan
5.
Kamria, S.Pd., M.Si. / SMAN 1 Lasolo
6.
Ratno Lapaleso, S.Pd. / SMPN 8 Konawe Selatan
7.
Muliani, S.Pd. / SDN 5 Moramo
8.
Yanti Mulyawati, S.S, Gr / SMPN 8 Konawe Selatan
9.
Evi Darwanti, S.Pd., M.Pd. / SMPN 2 Unaaha
10.
Herniati, S.Pd. SD / SDN 1 Asinua
11.
Rima Septiani, S.Pd / SDN Laikasorume
12.
Harniwati, S.Pd. / SMPN 1 Tongauna
13.
Jumiatin, S.Pd. / SMPN 2 Tongauna
14.
Mandar, S.Pd. / SMPN 8 Kendari
15.
Asriyanti Hasan, S.Pd. / SMPN 8 Kendari
16.
Sitti Herland, S.Sos.I / SDIT Al Muttaqin
17.
Bella Sari, S.Pd. / SMPN 1 PONDIDAHA
18.
Suarni, S.Pd. / SDN 1 Wawotobi
19.
Elly Triana Sari Bian, S.Pd., M.Pd. / SDN 52 Kendari
20.
Sahidin / SMPN 10 Kendari
21.
Lili Suharti A, S.Pd. / SMPN 8 Kendari
22.
Irmawati D. Ahmad, S.Pd., M.Pd. / SMPN 1 Gorontalo
23.
Rusdiah, S.Pd., M.Pd. / SMPN 1 Lambuya
24.
Wa Ode Hidayake, S.Pd. SD / SDN 6 Katobu
25.
Aris / SDN 3 Ladongi
26.
Salasia, S.Pd. / SMPN 1 Sawa
27.
Sri Reski, S.Pd.I., M.Pd / SMPN 1 Sawa
28.
Fitrian Rahayany L, S.Pd. / SMPN 1 Sawa
29.
Neli, S.Pd. / SMPN 1 Sawa
30.
La Ode Madudi, S.Pd. / SMPN 1 Soropia
31.
Wawan, S.Pd., M.Pd. / SMPN 3 Abuki
32.
Habil, S.Pd., M.Pd. / SDN Lalosabila
33.
Jumasran, S.Pd. / SMPN 1 Abuki
34.
Sarapina Yosema, S.Pd. / SMPN 29 Konawe Selatan
35.
Ardiman, S.Pd. / SMPN 1 Sampara
36.
Nursamsiah, S.Pd / SMPN 1 Sampara
37.
Muh. Samsir Abd. Samad. S. Mat / SMPN 1 Lalolae
38.
Musran Suleman, M.Pd. / SMPN 1 Lalolae
39.
Fatmawati S, S.Pd. / SDN 7 Kendari
40.
Normayanti, S.Pd. / SDN 57 Kendari
41.
Hj. Hasmah, S.Pd.,M.Pd. / SMPN 20 Kendari
42.
Marham, S.Pd. / SDN 1 Lana
43.
Eka Nurhayati Safiuddin, S.Kom. / SMPN 3 Kendari
44.
Rizki Warda Ayu, S.Pd. / SMP Satap N Mantigola
45.
Alidun, S.Pd. / SMPN 1 Uepai
46.
Aditian Yudiantara, S.Pd., Gr. / SMPN 2 Sampara
47.
Hilda Awaliyah, S.Pd. / SMPN 3 Tirawuta
48.
Sahbin Barqi, S.Pd. / SMPN 1 Sawa
49.
Anlianna,S.Pd.,M.Si /
50.
Farianti Nursatia, S.Pd. / SMPN 8 Kendari
51.
Supriatin, S.Pd / SMPN 8 Kendari
52.
Hasnely, S.Pd.
53.
Sasnita Safiuddin, S.Pd / SDIT Al Wahdah