Selasa, 28 Juni 2022

MEMENUHI UNDANGAN PGRI SULTRA BERWORKSHOP VIDEO PEMBELAJARAN

 


Pekerjaan dua malam hari ini akan ditampilkan. Setelah salat subuh, saya membereskan file yang akan diaploud ke google drive. Memudahkan peserta bisa mengaksesnya menjadi tujuannya. Namun kelengkapan kegiatan belum sepenuhnya ada. Saya harus mencari in focus yang support dengan laptop yang akan digunakan. Wah, aktivitas pagi ini memang sangat padat.

 

Mengajak istri mengantarkan di tempat kegiatan menjadi solusi agar sekali mendayung dua atau tiga pulau bisa terlampaui. Hari ini mantan pacar saya akan membagikan laporan pendidikan yang tertunda. Ke sekolah bukan hanya mengambil in focus tetapi sekalian membawa raport, melakukan absen elektronik dan mengecek kemampuan laptop untuk presentase.

 

Mendung dan sedikit rintik pada sebagian rute perjalanan membuat laju motor agar kencang dari biasanya. Tentunya saja jalan utama telah ramai. Saat ini telah menunjukan pukul 08.15 Wita. Peserta sudah terlihat lebih dari setengah kapasitas ruang. Pelaksanaanya hanya mengunakan salah satu ruangan di “Gedung Guru.” Ini adalah tempat kegiatan yang dipilih panitia. Untung pun menjadi berkah. Pejabat yang ditunggu belum juga tiba, berarti ada waktu untuk bersiap diri. Sesuai jadwal, saya adalah pemateri pertama hari ini. Membantu mamasang in focus serta layar latar pembuatan liputan video dilakukan bersama rekan pemateri lain.

 

Hari ini saya ditemani Ibu Riskawati, sosok guru berprestasi dari Kabupaten Konawe. Peserta workshop ini sangat beragam. Bukan hanya jenjang sekolahnya tetapi asal mereka dari beberapa pelosok Sulawesi Tenggara. Menyimak daftar hadir yang beredar, Kabupaten Konawe memiliki peserta terbanyak. Ada pula dari Wakatobi, Konawe Selatan, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Kota Kendari dan Konawe Utara. Seperti halnya saya, mereka pun datang dengan peralatan yang telah siap. Bukan hanya handphone, namun laptop, kabel hingga alat pengambilan gambar terlihat disamping mejanya.

 

Ruang yang nyaman membuat saya terlupa sejenak jika waktu telah melewati pukul 09.00 Wita. Sekum PGRI Sultra akhirnya mengambil inisiatif untuk membuka kegiatan. Suasana ini telah lama terjadi. Bukan hanya persoalan wabah Corona yang menjadi alasan. Kesempatan besar seperti ini sudah langka dialami. Duduk bersama pemateri hebat dan pejabat membuat hati sangat terharu. Saya menyimak sambil banyak merenung. Masih ada juga rupanya yang mau memanggil sosok sederhana dan sedikit pengalaman seperti saya untuk berbagai di forum yang besar.

 





Setelah pembukaan, rupanya ada pergeseran jadwal. Ada materi umum dari pihak PGRI, ini penting untuk disampaikan. Penyampaian yang kocak dan bersahabat membuat kami semua terkesima. Namun waktu tidak bisa berhenti. Saya memperlihatkan penanda waktu pada Ibu Riska. Wah, sudah pukul 10.45 rupanya. Begitulah tanggapannya. Itu artinya hanya menyisahkan satu jam lebih untuk membawakan materi yang sangat padat. Saya pun mulai membuka laptop dan menyeleksi kembali hal-hal yang akan dihilangkan. Mencari komponen penting dan sangat perlu. Memakan waktu lima belas menit untuk menunggu maju ke depan. Sedikit persiapan membuat waktu tampil tinggal 50 menit untuk tiba di waktu salat zuhur.

 

Antusias peserta yang luar biasa membuatku bersemangat. Tampilan paparan sengaja dibuat dalam bentuk “gif.” Tujuannya agar peserta tidak menulis dan hanya focus terhadap penyampaian materi. Ini penting, karena setelahnya ada praktek pengambilan gambar dan pemanfaatan aplikasi filmora untuk perakitan. Menyiasati waktu yang ada, pengambilan gambar dilakukan saat kegiatan paparan berlangsung. Terdapat 20 trik yang disampaikan sebagai modal dalam menata video pembelajaran lebih menarik. Ini semua adalah pengalaman saat mengikuti lomba, diskusi dengan tim juri, workshop dari kementerian dan kebiasaan yang dilakukan selama ini. Tidak disangka banyak pertanyaan dan tanggapan yang muncul. Hal ini makin terlihat ketika pemanfaatan filmora mulai dilakukan.

 

Pembawaan yang kocak, santai dan tampilan paparan yang tidak monoton membuat peserta terlihat focus. Ini adalah kebahagiaan yang luar biasa buat saya. Telah lama saya berdiri dipodium yang sebesar ini. Kesempatan itu memang langka diperoleh. Kadang sekali untuk beberapa bulan. Itulah mengapa persiapan yang dilakukan menentukan gaya saat penyapaiannya. Saya juga bersyukur, kegiatan pelatihan Calon Guru Penggerak (CGP) dihentikan sementara. Saya pun bisa sedikit focus dan ada waktu yang agak luang untuk menyiapkan materi ini.

 

Waktu yang tidak lama memang tidak memungkinkan penyampaian secara maksimal. Terlihat banyak yang masih menyimpan penasarannya. Ada yang berkeinginan untuk memanggil lagi dengan pelatihan yang sama. Saya pun hanya bisa bertutur, jika grup virtual bisa digunakan untuk diskusi. Berat hati, saya pun menutup pemaparan pembuatan video “menari semu” dengan kisah pelangi dalam memotivasi diri dan ungkapan Bapak Habibi tentang kesungguhan dan keikhlasan dalam bekerja.


Kehadiran ketua umum PGRI di ruang pelatihan membuat saya merasa senang. Rupanya ada perhatian yang tinggi terhadap kegiatan ini. Saya maklum kesibukannya tidak seperti guru biasa. Itulah mengapa kehadirannya baru bisa terlihat siang ini. Keharuan itu berlanjut, ketika Ibu Riska membuat Quizizz bagi peserta diakhir paparannya. Hadianya adalah buku “Keringat di Pelupuk Mata.” Buku yang sengaja di bawa sebagai oleh-oleh bagi peserta. Namun jumlahnya hanya sebuah saja. Olehnya itu ada kompetisi untuk bisa memilikinya. Setelah usai, seorang guru wanita dari konawe berhasil menempati peringkat pertama. Ibu Endang berhak memiliki buku ini. Tetapi rupanya tidak semudah itu. Ketua umum, mengiinginkan saya untuk mau menandatanganinya. Awalnya saya tidak menolaknya, namun permintaan selanjutnya membuat saya terdiam sejenak.

 

Saya diberikan kesempatan, untuk menyampaikan beberapa hal tentang buku ini. Itulah ungkapan yang berat dipikirkan. Sedikit sesak terasa didada. Saya pun menghela napas panjang beberapa kali sebelum mengambil mik dari tangannya. Ini memang berat, isinya begitu memilukan hati. Menulis semua itu sebenarnya untuk menumpahkan segala yang dirasa agar bisa berlega hati. Tapi ini mendapat sambutan yang luar biasa.

 

Ini adalah kisah saya menjadi guru. Bergelut dengan sekolah sejak berdiri hingga torehan beberapa prestasi yang diraih. Buku ini saya tulis ketika saya tidak bisa lagi menagis. Itulah judulnya keringat dipelupuk mata. Harapanya, semoga orang yang membacanya terinspirasi. Apa yang saya buat adalah jalan hidup yang telah saya lalui.”

 

Begitulah ungkapan singkat yang bisa saya utarakan saat itu. Buku pun saya serahkan kepada Ketua Umum PGRI Sultra untuk diserahkan pada Ibu Endang sebagai pemenang kuis hari ini. Sang Ketua, rupanya ingin juga membacanya. Beliau ingin membelinya namun saya menolaknya. Buku ini memang beredar terbatas untuk saat ini. Saya hanya ingin berbegi pada orang lain. Saya pun berjanji, jika besok saya akan membawakannya di tempat kegiatan. Workshop ini berlangsung dua hari yakni Senin dan Selasa (27-28 Juni 2022). Menjelang pulang, kami pun berfoto bersama untuk dokumentasi kegiatan hari ini.




Direncanakan keesokan harinya akan dilanjutlan pembuatan video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi. Sebelum hal tersebut dilakukan ada pencerahan tentang teknik pengambilan gambar, editing dan pasca produksi dari salah satu media nasional. Tujuannya, agar peserta dapat menghasilkan karya sendiri dalam pelatihan ini. Tentunya, produk yang diinginkan oleh penyelenggara adalah video pembelajaran yang apik dan dapat dimanfaatkan di ruang kelas saat mengejar.

 

Berdasarkan data dari panitia yang tersebar di WhatsApp terlihat pesertanya sangat beragam jenjang. Peserta yang dinyatakan berhasil mengikuti yakni :

1. Hj. Sri Wahyuni, S.Pd. / SMPN 10 Kendari

2. Endang Sri Wahyuni, S.Pd. / SMPN 2 Tongauna

3. Juhriatin, S.Pd. / SMPN 1 Unaaha

4. Misrawati, S.Kom. / SMPN 8 Konawe Selatan

5. Kamria, S.Pd., M.Si. / SMAN 1 Lasolo

6. Ratno Lapaleso, S.Pd. / SMPN 8 Konawe Selatan

7. Muliani, S.Pd. / SDN 5 Moramo

8. Yanti Mulyawati, S.S, Gr / SMPN 8 Konawe Selatan

9. Evi Darwanti, S.Pd., M.Pd. / SMPN 2 Unaaha

10. Herniati, S.Pd. SD / SDN 1 Asinua

11. Rima Septiani, S.Pd / SDN Laikasorume

12. Harniwati, S.Pd. / SMPN 1 Tongauna

13. Jumiatin, S.Pd. / SMPN 2 Tongauna

14. Mandar, S.Pd. / SMPN 8 Kendari

15. Asriyanti Hasan, S.Pd. / SMPN 8 Kendari

16. Sitti Herland, S.Sos.I / SDIT Al Muttaqin

17. Bella Sari, S.Pd. / SMPN 1 PONDIDAHA

18. Suarni, S.Pd. / SDN 1 Wawotobi

19. Elly Triana Sari Bian, S.Pd., M.Pd. / SDN 52 Kendari

20. Sahidin / SMPN 10 Kendari

21. Lili Suharti A, S.Pd. / SMPN 8 Kendari

22. Irmawati D. Ahmad, S.Pd., M.Pd. / SMPN 1 Gorontalo

23. Rusdiah, S.Pd., M.Pd. / SMPN 1 Lambuya

24. Wa Ode Hidayake, S.Pd. SD / SDN 6 Katobu

25. Aris / SDN 3 Ladongi

26. Salasia, S.Pd. / SMPN 1 Sawa

27. Sri Reski, S.Pd.I., M.Pd / SMPN 1 Sawa

28. Fitrian Rahayany L, S.Pd. / SMPN 1 Sawa

29. Neli, S.Pd. / SMPN 1 Sawa

30. La Ode Madudi, S.Pd. / SMPN 1 Soropia

31. Wawan, S.Pd., M.Pd. / SMPN 3 Abuki

32. Habil, S.Pd., M.Pd. / SDN Lalosabila

33. Jumasran, S.Pd. / SMPN 1 Abuki

34. Sarapina Yosema, S.Pd. / SMPN 29 Konawe Selatan

35. Ardiman, S.Pd. / SMPN 1 Sampara

36. Nursamsiah, S.Pd / SMPN 1 Sampara

37. Muh. Samsir Abd. Samad. S. Mat / SMPN 1 Lalolae

38. Musran Suleman, M.Pd. / SMPN 1 Lalolae

39. Fatmawati S, S.Pd. / SDN 7 Kendari

40. Normayanti, S.Pd. / SDN 57 Kendari

41. Hj. Hasmah, S.Pd.,M.Pd. / SMPN 20 Kendari

42. Marham, S.Pd. / SDN 1 Lana

43. Eka Nurhayati Safiuddin, S.Kom. / SMPN 3 Kendari

44. Rizki Warda Ayu, S.Pd. / SMP Satap N Mantigola

45. Alidun, S.Pd. / SMPN 1 Uepai

46. Aditian Yudiantara, S.Pd., Gr. / SMPN 2 Sampara

47. Hilda Awaliyah, S.Pd. / SMPN 3 Tirawuta

48. Sahbin Barqi, S.Pd. / SMPN 1 Sawa

49. Anlianna,S.Pd.,M.Si /

50. Farianti Nursatia, S.Pd. / SMPN 8 Kendari

51. Supriatin, S.Pd / SMPN 8 Kendari

52. Hasnely, S.Pd.

53. Sasnita Safiuddin, S.Pd / SDIT Al Wahdah

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAMPAH RUMAH TANGGA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

  Rumah tangga memproduksi sampah setiap hari. Hal ini sesuai dengan aktivitas penghuninya. Sebagia besar berupa bahan organik, Misalnya sis...