Selasa, 27 Desember 2022

PROYEK KREASI LAMPU HIAS PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS KELAS IX SMP

 


CONTOH POSTER PROFIL GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 KOTA KENDARI

 




DEWAN JURI LOMBA VIDEO PEMBELAJARAN TINGKAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA DI KONAWE UTARA

 





CONTOH DISPALY MODUL 3.3 DALAM PANEN HASIL LOKAKARYA 7 CGP ANGKATAN 5 KOTA KENDARI

 


CONTOH POSTER A3 TUGAS KELAS BERBAGI CGP ANGKATAN 5 KOTA KENDARI (PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI)


 

BANER CONTOH RANCANGAN POGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH BERDAMPAK PADA MURID





PROFIL GURU SMPN 17 KENDARI

 


CONTOH DIMENSI, ELEMEN, SUB ELEMEN DAN CAPAIAN AKHIR FASE PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

    Elemennya : Akhlak beragama

    Sub Elemenya : Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa

    Capaian Akhir Fasenya : Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan                            pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai  makhluk             Tuhan yang bertanggung jawab


2. Berkebhinekaan global

    Elemennya : Mengenal dan menghargai budaya

    Sub Elemenya : Mendalami budaya dan identitas budaya

    Capaian Akhir Fasenya : Menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam  skala lokal,     regional, dan nasional. Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.


3. Mandiri

    Elemennya : Pemahaman diri dan situasi

    Sub Elemenya :Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi

    Capaian Akhir Fasenya : Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta  prioritas                 pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang dilakukannya.


4. Bernalar kritis

    Elemennya : Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

    Sub Elemenya :Mengajukan pertanyaan

    Capaian Akhir Fasenya : Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi informasi, serta                                 mencari tahu penyebab dan konsekuensi dari informasi tersebut.




5. Kreatif

    Elemennya : Menghasilkan gagasan yang orisinal

    Sub Elemenya :Menghasilkan gagasan yang orisinal

    Capaian Akhir Fasenya : Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan baru untuk                  menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/atau         perasaannya.





Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?

 


Bagaimana Cara Agar Pembelajaran Berdiferensiasi Bisa Efektif?

 


Sabtu, 24 Desember 2022

LOKAKARYA 7 CALON GURU PENGGERAK (CGP) ANGKATAN 5 KOTA KENDARI TAHUN 2022

Kegiatan ini dilaksanakan oleh BGP Sultra pada hari Rabu, 21 Desember 2022. Aula SMAN 1 Kendari dijadikan sarana kegiatan bagi calon guru penggerak Kota Kendari yang berjumlah 32 orang. Pengajar praktik yang berjumlah 7 orang mendamping selama lokakarya berlangsung. 



Setelah  pembuatan kesepakatan kelas, pembukaan dan ice breaking kegiatan dilanjutkan dengan refleksi kegiatan CGP yang telah berlangsung selama enam bulan. Peserta dibagi dalam lima kelompok yang didampingi oleh seorang pengajar praktik.  Terdapat lima lembar kertas plano yang ditempel dengan topik yang berbeda. Fasilitator, pengajar praktik, panitia, LMS, durasi, hingga sumber belajar diberikanmasukan oleh CGP. Bukan hanya yang bersifat positif tetapi juga negaif ikut dituliskan. 




Selanjutnya dilakukan berbagi praktik baik. Setiap orang dalam kelompok diberikan kesempatan 10 menit untuk bercerita tentang apa  dan bagaimana praktik yang telah dilakukan di sekolah. Melalui lembar poster A3, saya pun bercerita tentang upaya kegiatan literasi dan pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan. Tanpa diduga, diakhir sesi dilakukan pemilihan ketua Guru Penggerak Kota Kendari. Hal ini dilanjutkan dengan pembacaan ikrar dan yang ditanda tangani oleh semua CGP.

Jumat, 23 Desember 2022

PERANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH BERDAMPAK PADA MURID

 BULETIN DIGITAL SEVENTEEN BERBASIS KOMUNITAS DAN ASET DI SMPN 17 KENDARI


Kegiatan Lokakarya Panen Hasil CGP Angkatan 5 dihadiri oleh Para Kepala Sekolah, Pengawas, Dikmodora Kota Kendari, Dinas Pendidikan Provinsi Sultra dan Praktisi Pendidikan.


Pemaparan rancangan prpgram pengembangan sekolah yang berpihak pada murid dengan tema buletin digital seventeen berbasis komunitas dan aset di SMPN 17 Kendari pada Lokakarya Panen Hasil CGP Angkatan 5 Kota Kendari Tahun 2022

Rancangan Struktur Program yang ditawarkan sebagai pengembangan sekolah dengan tema buletin digital seventeen berbasis komunitas dan aset di SMPN 17 Kendari















Kamis, 22 Desember 2022

TULISAN LENTERA DUNIA - PANEN HASIL CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 KOTA KENDARI

 


Penyerahan Hasil Karya berupa buku tunggal kepada Pihak Dikmudora Kota Kendari yang diwakili oleh Sekertaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Kota Kendari setelah presentase program pengembangan sekolah yang berpihak pada murid


Penyerahan Karya Buku kepada Ketua Pogja Program Guru Penggerak BGP Provinsi Sulawesi Tenggara di Stand Display Karya Lokakarya 7 Panen Hasil kelpmpok A5-45 Kota Kendari yang digelar di Aula SMAN 1 Kendari



Rabu, 07 Desember 2022

UJI COBA BULETIN DIGITAL SEVENTEEN EDISI DESEMBER 2022

 

https://sites.google.com/guru.smp.belajar.id/buletin-seventeen/edisi-dan-rubrik-buletin/edisi-2-desember-2022

Silahkan Klik link di atas untuk membuka buletin seventeen bulan ini.


EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.2 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 5

 Sumber acuan : LMS CGP Angkatan 5 Kemdikbudristek, 2022

Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
  2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.

Kegiatan selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan  studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu jawab tiap pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’. 

Contoh Jawaban: 
Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Lilin… 
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat…

Studi Kasus 1

Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.  Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 

Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan.  Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen.  Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan.  Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan.  Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp

Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK.  Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 


Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.


Studi Kasus 2

Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.  Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur  mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. 

Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.


Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

 

Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang usulan itu lalu meminta tanggapannya.

Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.

Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang usulan itu lalu meminta tanggapannya.

 

AKSI NYATA MODUL 3.1 GURU PENGGERAK ANGKATAN 5

 



Kegiatan implementasi penanganan kasus dilema etika di sekolah telah memberikan pengalaman berharga bagi saya, sebagai seorang pendidik.  Ada prosedur yang harus dilakukan sebelum kegiatan ini dilakukan. Menyekapati waktu dan tema menjadi Langkah awalnya. Menjelaskan maksud dan tujuan yang ingin dicapai juga perlu diketahui narasumber. Melakukan kegiatan dengan Sang Manager bukan hal yang mudah. Ada saja gangguan dan hambatannya. Situasi sekolah dalam pengambilan rekaman yang bising, tamu dadakan yang ingin menghadap hingga persoalan sudut pandang kamera dalam pengambilan gambar menjadi tantangan yang dihadapi.

Mengedit alur wawancara yang Panjang menjadi dua belas menit dengan dua narasumber serta refleksi bukan persoalan mudah. Edit berulang kali menjadi jalan untuk menemukan titik temu alur cerita yang diharapkan. Banyaknya kendala itu bukan merupakan penghalang tentunya. Mengatur waktu senggang yang sedikit setelah mengajar diupayakan dengan maksimal. Kepiwaian narasumber dalam bertutur memudahkan potongan video menjadi singkat. Hanya tingal sehari tugas ini akan melewati tenggang waktu yang ditentukan. Saat itulah, tugas ini berhasil diaploud. Begitulah cerita pengalaman saya dalam kegiatan ini.

Selasa, 06 Desember 2022

AKSI NYATA MODUL 2.2 : KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) DALAM PEMBELAJARAN

 


Implementasi pembelajaran berbasis KSE memberikan kesan tersendiri. Refleksi ini menggunakan  kerangka  4P (persitiwa-perasaan-pembelajaran-penerapan).

 

Persitiwa

Melakukan implementasi dilingkungan kelas dan sekolah menjadi tantangan tersendiri dalam memaknai kompetensi sosial emosional. Awalnya saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional ini hanya diperuntukan untuk guru sebagai orang dewasa. Oleh karena itu penting untuk dipelajari agar seorang pengajar dapat menjalankan tugas dengan baik. Ternyata hal ini penting juga bagi siswa karena diperlukan untuk bisa belajar dengan nyaman dan Bahagia. Masih banyak juga kawan yang belum memahami sepenuhnya kompetensi ini. Hal itu membuat saya bertanya dalam hati. Kesenioran bukan berarti tau banyak hal, rupanya. Demikian pula dengan pembelajaran. Murid-murid rupanya penting dituntun hal ini agar memberikan suasana postif dalam belajar.

 

Perasaan

Saya begitu senang mempelajari materi ini. Rupanya manfaatnya bukan hanya pada perubahan diri saja. Rekan guru maupun siswa juga memberikan  dampak yang besar.  Saya telah merasakan perubahan siswa saat belajar. Ada kepercayaan diri karena dapat memahami dirinya. Praktek kecil seperti POOCH dan STOP memiliki pengaruh dalam belajar anak. Melalui pengendalian emosi menjadikan solidaritas, kolaborasi, relasi dan refleksi dalam lingkungan kerja menjadi lebih baik.

 

Pembelajaran

Budaya mengapresiasi dan menginspirasi menjadi pembelajaran berarti dalam berkolaborasi untuk menunjukan kepedulian. Siswa akan tersentuh dengan cara yang dilakukan. Berjalan lebih cepat dibanding hanya menghimbau semata. Melakukan praktik baik dalam pembelajaran memberikan pengalaman berarti untuk menuntun sosial emosional siswa. Pembelajaran di siang hari memang memiliki banyak tantangan. Bukan hanya kejenuhan namun lelah dan mengantuk menjadi sumber stress yang menurunkan motivasi belajar. Sedikit sentuhan dengan relaksasi diri menjadi pilihan untuk mengembalikan konsentrasi siswa. Bergerak bersama dalam kegiatan lebih bermakna. Tentu harus ada kesepahaman. Membuat kesepakatan dan menyatukan pemahaman atau pola pikir inilah yang sangat penting. Begitu pula dalam mengimplementasikan atau membiasakan pembelajaran sosial emosional. Kesatuan gerak akan memudahkan hasil yang lebih optimal.

 

Saran dan pesan positif terdengar saat berbincang dengan rekan kerja. Ada saja kelemahan atau kekurangan rancangan dan implementasi pembelajaran yang dilakukan. Itulah saya memilih “kisuna GK” sebagai strateginya. Istilah itu merupakan akronim dari kirim surat bernomor absen dan gelar karya. Mengadopsi rencana pembelajaran yang ada dengan menambahkan kreasi sendiri sesuai dengan konteks kelas. Berdiskusi dengan kawan, rupanya ada ketertarikannya untuk mengetahuinya. Sebuah infografis kemudian dibuat untuk memudahkan pemahaman. Tanggapan umpan balik yang diberikan memberikan semangat baru dalam merancangnya. Cerita sekilas dijam istirahat membuatku berlega hati. banyak pelajaran berharga dari ide dan saran mereka. Misalnya memanfaatkan teknologi informasi dalam gelar karya. Disamping data tersimpan dengan baik untuk diakses, kegemaran siswa dalam penggunaan gawai juga bisa tersalurkan. Rupanya hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Bagaiman cara melakukan Kisuna GK? Kerangkanya dapat dilihat pada link berikut. https://suhardin73.blogspot.com/2022/09/rpp-kompetensi-sosial-emosional-kisuna.html

 

Penerapan

Banyak hal yang menjadi impian seusai mempelajari hal ini. Ada kesepahaman dalam program sekolah untuk penerapan kompetensi sosial emosional dalam pembelajaran. Bergerak bersama, tentu jauh mendatangkan manfaat yang banyak dibanding personal. Meningkatkan inovasi dan kreasi pembelajaran implementasi KSE menjadi harapan lainnya. Alasanya, agar siswa tidak bosan dengan teknik yang digunakan. Banyak belajar tentu menjadi jalan keluarnya. Menerapkannya pada apel pagi, rapat, kegiatan ekskul dan pelatihan menjadi keinginan yang lain. Semoga harapan ini menjadi doa yang membawa manfaat. Semoga pula impian ini bukan sekedar penghibur hati. Terwujud sesuai harapan menjadi keinginan besar saat ini.

 


DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 2.2 : RPP KSE EKSPLISIT

 Contoh RPP KSE bersifat Eksplisit



SUHARDIN - SMPN 17 KENDARI



KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 : INFO GRAFIS PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI





suhardin/smpn17kendari/2022


AKSI NYATA MODUL 2.1 GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 : PEMBELAJARAN BERPIHAK PADA MURID (BERDIFERENSIASI)

 

Anda dapat melihat kembali RPP yang sudah Anda buat di awal tahun ajaran/awal semester.  Cobalah untuk melihat kembali apakah tujuan pembelajaran yang Anda buat sudah  jelas untuk diri Anda dan juga murid Anda. Pengetahuan, keterampilan, sikap apa yang dideskripsikan dalam tujuan pembelajaran tersebut yang harus dikuasai oleh murid-murid Anda?

Penerapan pembelajaran diferensiasi di ruang kelas membutuhkan rancangan pembelajaran yang sesuai. Sebelumnya penyiapan sumber belajar memang telah dilakukan namun variasi prosesnya tidak beragam. Produknya pun masih mengacu pada kriteria patokan. Rencana pembelajaran sebelumnya memang sudah memasukan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai asessmen dan telah terdiskripsi dalam tujuan pembelajaran. Pembenahan yang perlu dilakukan yakni menyisipkan diferensiasi konten, proses dan produk yang lebih menjurus pada keberpihakan murid.

 

Setelah Anda memahami dengan jelas tujuan pembelajaran tersebut, selanjutnya analisislah kebutuhan belajar murid Anda. Bagaimana kesiapan belajar mereka jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran?

Kegiatan pra assesmen memang penting. Selama ini hanya berpatokan pada nilai pelajaran semester sebelumnya dan tes diawal tahun pembelajaran. Penelusuran secara rinci mengenai bakat dan minat anak belum sepenuhnya terealisasi. Bertanya dan berkomuniksi dengan guru lain, mengemati siswa, mereviuw pembelajaran sebelumnya sebagai bahan refleksi, atau melakukan tes formatif secara khusus. Inilah beberapa alternatif sebagai persiapan melaksanakan pembelajaran diferensiasi tentu harus. Semuanya sebagai upaya untuk kesiapan belajar murid  sesuai kebutuhan mereka. Berikut beberapa pertimbangan untuk memenuhinya. (1) kebutuhan informasi yang lebih jelas, sederhana dan tidak bertele-tela; (2). Sifatnya masih kongkrit atau telah siap bergerak dalam mempelajari yang bersifat abstrak: (3). Masih diperlukan yang sederhana atau membutuhkan tantangan dengan kerumitan yang lebih tinggi; (4). Menjelajah dengan materi lebih lebih terbuka atau masih harus terstruktur; (5).  Perlunya menerapkan kemandiran berpikir, belajar dan menghasilkan produk tertentu atau masih membutuhkan ketergantungan guru. Apakah memungkinkan kemampuan mereka berjalan dengan gerakan yang cepat atau lambat? Semua hal itu perlu dipertimbangkan.

Apakah mereka telah memiliki pengetahuan awal atau keterampilan yang dipersyaratkan? Siapa saja murid-murid yang menurut Anda akan memerlukan bantuan lebih? Siapakah yang perlu diberikan tantangan?

Kegiatan pra asessmen menjadi penting dalam memetakan pengetahuan awal maupun keterampilan siswa. Hal ini dilakukan untuk mempersiapakan kapasitas siswa dalam mempelajari materi yang baru. Oleh karena itu tingkat pemahaman maupun keterampilan ini menjadi acuan untuk menyiapkan kenyamanan belajar mereka. Menciptakan lingkungan belajar yang baik,  sangat penting untuk mengoptimalkan kegiatan belajar. Pemetaan ini dimanfaatkan dalam pembimbingan kelompok kecil dalam ruang kelas. Tingkat pemahaman dan keterampilan yang masih kurang akan menjadi fokus perhatian bimbingan guru yang lebih banyak. Siswa yang berkemampuan sedang akan diberikan model tanya jawab dan sedikit penjelasan saja. Tantangan yang besar diberikan pada siswa yang memiliki tingkat pemahaman dan keterampilan yang tinggi. Bukan menghukumnya tetapi memberikan stretegi kemandirian yang banyak untuk meningkatkan kreativitasnya sehingga mampu mempelajari hal-hal baru yang beragam.

 

Aktivitas jangkar apa yang akan Anda siapkan?

Pilihan konten sebagai sumber bahan pembelajaran dapat dipilih oleh siswa. Poster, vidio pembelajaran (tutorial, contoh dan paparan singkat berbentuk cerita), bahan bacaan blog elektronik, buku bacaan atau gambar/foto adalah contohnya. Pengajar akan memberikan susana belajar yang berbeda pula dalam prosesnya. Pengelompokan siswa ini sesuai pemetaan sebelumnya. Pembimbingannya disesuaikan dengan pengalaman, minat dan lingkungan siswa. Keterampilan yang akan dikembangkan pun bisa berbeda. Produk pembelajaran ini akan disesuaikan dengan minat, bakat dan kemampuannya. Pembimbingan tentu dilakukan saat pembelajaran maupun waktu luang di luar kelas. Membangun kesepakatan menjadi penting untuk membentuk karakter baik sebagai budaya postif siswa.

 

Tentukanlah bentuk diferensiasi apa yang akan Anda lakukan (konten/proses/produk) untuk membantu Anda merespon kebutuhan belajar murid-murid Anda tersebut.

Saya akan mengajar tentang metagenesis tumbuhan lumut dan paku. Berikut beberapa hal yang harus saya lakukan adalah :

1.    Menetapkan tujuan pembelajarannya yakni Dengan menggunakan sumber/ bahan belajar yang beragam, siswa memilih produk sesuai minatnya untuk dapat merancang alur bagan sederhana metagenesis lumut dan paku dengan baik. Kedua adalah mengidentifikasi 5 perbedaan metagenesis lumut dan paku dengan benar.

2.    Menyiapkan konten pembelajaran beragam sesuai hasil observasi kesiapan belajarnya yang dilakukan guru sebelum pembelajaran.

a.    video pembelajaran tentang tanaman lumut dan paku serta perbedaan metagenesisnya

https://www.youtube.com/watch?v=foMi_c2zaAw

https://www.youtube.com/watch?v=_NDKAFI5Wa0

 

b.    Buku bacaa dan poster tentang reproduksi tanaman lumut dan paku

c.    Bahan bacaan blog buatan guru. Linknya bahan ajar: https://suhardin73.blogspot.com/2022/09/materi-pembelajaran-tumbuhan-lumut-dan.html

3.    Menyiapkan Link LKPD yang diberikan : https://docs.google.com/document/d/17Mh-Wq1I0Fm_Jjrs-IbXykO7NBDM5WK12fEef3JGocQ/edit?usp=sharing

4.    Menyiapkan strategi pembelajaran yang menuntun. Siswa dibimbing dalam kelompok dengan tiga cara yakni kelompok 1 (melakukan tanya jawab, kelompok); 2 (penjelasan singkat dan tanya jawab); kelompok 3 (penjelasan singkat, tanya jawab dan memberikan contoh)

5.    Menetapkan kriteria penilaian produk ini menyangkut alur  bagan sederhana dan perbedaan metagenesis paku dan lumut dengan bentuk yang beragam. Produk 1 : Membuat video singkat / vlog.  Produk 2 : Membuat tulisan pentigraf secara elektronik. Produk 3 : Membuat poster dengan aplikasi editing gambar. Produk 4 : Membuat gambar tulisan singkat di buku siswa

 

Bagaimana Anda akan mengatur kelas supaya efektif?

Pengaturan kelas yang efektif dalam pembelajaran berdiferensiasi menjadi tantangan pengajar. Terdapat beberapa tips pengalaman bengajar yang pernah dilakukan. Membangun kesepakatan menjadi hal utama. Memberikan mereka kesepatan untuk terbuka membangun kebersamaan. Tujuan pembelajaran harus terdiferensiasi dengan jelas serta sesuai langkah tindakan yang akan dilakukan. Ada prosedur yang dikuasai serta strukturnya fleksibel. Kenyamanan guru dalam mengajar tentu menjadi harapan. Kegiatan dalam kelas berbada namun tetap terjangkau oleh guru.

 

Strategi pengelompokan apa yang akan Anda pilih?

Strategi pengelompokan ini dipilih berbentuk kecil dengan karakteristik potensi kemampuan siswa yang sama. Hal ini untuk memudahkan melakukan pembimbingan. Acuan pengelompokan berdasarkan nilai pengetahuan awal dan apa yang telah diketahui siswa. Nilai formatif, hasil analisa keterangan guru lain, mengamati perilaku siswa analisa hasil raport atau refleksi pembelajaran sebelumnya. Minat dan bakat siswa serta keinginan mereka menjadi pertimbangan pula dalam pengelompokan siswa untuk penyiapan konten, proses dan produk pembelajaran.

 

Bagaimana Anda akan memastikan bahwa lingkungan belajar yang Anda siapkan mengundang murid Anda untuk belajar?

Menyesuaikan tugas dengan kemampuan, bakat dan minatnya sehingga menyenangkan siswa dalam belajar. Memberikan alternatif cara belajar yang diinginkan. Merancang strategi pembelajaran yang berpusat pada murid. Mengenal karakteristik siswa (potensi dirinya) Memahami kebutuhan siswa serta lingkungan belajar lebih baik. Membuat kesepakatan atas dasar usulan mereka untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman.

 

Suhardin -CGP Angkatan 5 Tahun 2022 Kota Kendari

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...