Selasa, 27 Desember 2022
CONTOH DIMENSI, ELEMEN, SUB ELEMEN DAN CAPAIAN AKHIR FASE PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Elemennya : Akhlak beragama
Sub Elemenya : Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa
Capaian Akhir Fasenya : Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab
2. Berkebhinekaan global
Elemennya : Mengenal dan menghargai budaya
Sub Elemenya : Mendalami budaya dan identitas budaya
Capaian Akhir Fasenya : Menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional. Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.
3. Mandiri
Elemennya : Pemahaman diri dan situasi
Sub Elemenya :Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
Capaian Akhir Fasenya : Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang dilakukannya.
4. Bernalar kritis
Elemennya : Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Sub Elemenya :Mengajukan pertanyaan
Capaian Akhir Fasenya : Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi informasi, serta mencari tahu penyebab dan konsekuensi dari informasi tersebut.
5. Kreatif
Elemennya : Menghasilkan gagasan yang orisinal
Sub Elemenya :Menghasilkan gagasan yang orisinal
Capaian Akhir Fasenya : Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan baru untuk menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya.
Sabtu, 24 Desember 2022
LOKAKARYA 7 CALON GURU PENGGERAK (CGP) ANGKATAN 5 KOTA KENDARI TAHUN 2022
Kegiatan ini dilaksanakan oleh BGP Sultra pada hari Rabu, 21 Desember 2022. Aula SMAN 1 Kendari dijadikan sarana kegiatan bagi calon guru penggerak Kota Kendari yang berjumlah 32 orang. Pengajar praktik yang berjumlah 7 orang mendamping selama lokakarya berlangsung.
Setelah pembuatan kesepakatan kelas, pembukaan dan ice breaking kegiatan dilanjutkan dengan refleksi kegiatan CGP yang telah berlangsung selama enam bulan. Peserta dibagi dalam lima kelompok yang didampingi oleh seorang pengajar praktik. Terdapat lima lembar kertas plano yang ditempel dengan topik yang berbeda. Fasilitator, pengajar praktik, panitia, LMS, durasi, hingga sumber belajar diberikanmasukan oleh CGP. Bukan hanya yang bersifat positif tetapi juga negaif ikut dituliskan.
Selanjutnya dilakukan berbagi praktik baik. Setiap orang dalam kelompok diberikan kesempatan 10 menit untuk bercerita tentang apa dan bagaimana praktik yang telah dilakukan di sekolah. Melalui lembar poster A3, saya pun bercerita tentang upaya kegiatan literasi dan pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan. Tanpa diduga, diakhir sesi dilakukan pemilihan ketua Guru Penggerak Kota Kendari. Hal ini dilanjutkan dengan pembacaan ikrar dan yang ditanda tangani oleh semua CGP.
Jumat, 23 Desember 2022
PERANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH BERDAMPAK PADA MURID
BULETIN DIGITAL SEVENTEEN BERBASIS KOMUNITAS DAN ASET DI SMPN 17 KENDARI
Rancangan Struktur Program yang ditawarkan sebagai pengembangan sekolah dengan tema buletin digital seventeen berbasis komunitas dan aset di SMPN 17 Kendari
Kamis, 22 Desember 2022
TULISAN LENTERA DUNIA - PANEN HASIL CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 KOTA KENDARI
Rabu, 07 Desember 2022
UJI COBA BULETIN DIGITAL SEVENTEEN EDISI DESEMBER 2022
Silahkan Klik link di atas untuk membuka buletin seventeen bulan ini.
EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.2 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 5
Sumber acuan : LMS CGP Angkatan 5 Kemdikbudristek, 2022
Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat memahami potensi sumber daya yang
dimiliki lingkungan sekolahnya.
- CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan
gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.
Kegiatan
selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah
ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan
berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus di
bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya,
namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu jawab tiap
pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali
dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’.
Contoh Jawaban:
Jawaban Studi Kasus 1: Saya
melihat kasus Ibu Lilin…
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut
Saya, Pak Pupur seharusnya dapat…
Studi Kasus 1
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit
yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu
menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif
memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses
belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang
bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar
meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi
digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter
dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar,
meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan.
Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang
Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu
Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari
layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi
bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu
Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak
terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan,
beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan
tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh
guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan
bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul
ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.
Jawaban Studi Kasus
1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak
memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan
faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi
solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan
menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan
dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa
setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran
bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset
yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara
mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.
Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah.
Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas
sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain
berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti
seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan
guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai
mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar
biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun,
Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti
seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang usulan itu lalu meminta tanggapannya.
Jawaban Studi Kasus
1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak
memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan
faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi
solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan
menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan
dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa
setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran
bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset
yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.
Jawaban Studi Kasus
2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat
tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat
menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah
pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga
sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada
Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang
usulan itu lalu meminta tanggapannya.
AKSI NYATA MODUL 3.1 GURU PENGGERAK ANGKATAN 5
Kegiatan implementasi penanganan kasus dilema etika di
sekolah telah memberikan pengalaman berharga bagi saya, sebagai seorang
pendidik. Ada prosedur yang harus
dilakukan sebelum kegiatan ini dilakukan. Menyekapati waktu dan tema menjadi
Langkah awalnya. Menjelaskan maksud dan tujuan yang ingin dicapai juga perlu
diketahui narasumber. Melakukan kegiatan dengan Sang Manager bukan hal yang
mudah. Ada saja gangguan dan hambatannya. Situasi sekolah dalam pengambilan
rekaman yang bising, tamu dadakan yang ingin menghadap hingga persoalan sudut
pandang kamera dalam pengambilan gambar menjadi tantangan yang dihadapi.
Mengedit alur wawancara yang Panjang menjadi dua belas menit
dengan dua narasumber serta refleksi bukan persoalan mudah. Edit berulang kali
menjadi jalan untuk menemukan titik temu alur cerita yang diharapkan. Banyaknya
kendala itu bukan merupakan penghalang tentunya. Mengatur waktu senggang yang
sedikit setelah mengajar diupayakan dengan maksimal. Kepiwaian narasumber dalam
bertutur memudahkan potongan video menjadi singkat. Hanya tingal sehari tugas
ini akan melewati tenggang waktu yang ditentukan. Saat itulah, tugas ini
berhasil diaploud. Begitulah cerita pengalaman saya dalam kegiatan ini.
Selasa, 06 Desember 2022
AKSI NYATA MODUL 2.2 : KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) DALAM PEMBELAJARAN
Implementasi pembelajaran berbasis KSE memberikan kesan tersendiri. Refleksi ini menggunakan kerangka 4P (persitiwa-perasaan-pembelajaran-penerapan).
Persitiwa
Melakukan implementasi dilingkungan kelas
dan sekolah menjadi tantangan tersendiri dalam memaknai kompetensi sosial
emosional. Awalnya saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional ini hanya
diperuntukan untuk guru sebagai orang dewasa. Oleh karena itu penting untuk
dipelajari agar seorang pengajar dapat menjalankan tugas dengan baik. Ternyata
hal ini penting juga bagi siswa karena diperlukan untuk bisa belajar dengan
nyaman dan Bahagia. Masih banyak juga kawan yang belum memahami sepenuhnya
kompetensi ini. Hal itu membuat saya bertanya dalam hati. Kesenioran bukan
berarti tau banyak hal, rupanya. Demikian pula dengan pembelajaran. Murid-murid
rupanya penting dituntun hal ini agar memberikan suasana postif dalam belajar.
Perasaan
Saya begitu senang mempelajari materi ini.
Rupanya manfaatnya bukan hanya pada perubahan diri saja. Rekan guru maupun
siswa juga memberikan dampak yang besar. Saya telah merasakan
perubahan siswa saat belajar. Ada kepercayaan diri karena dapat memahami
dirinya. Praktek kecil seperti POOCH dan STOP memiliki pengaruh dalam belajar
anak. Melalui pengendalian emosi menjadikan solidaritas, kolaborasi, relasi dan
refleksi dalam lingkungan kerja menjadi lebih baik.
Pembelajaran
Budaya mengapresiasi dan menginspirasi
menjadi pembelajaran berarti dalam berkolaborasi untuk menunjukan kepedulian.
Siswa akan tersentuh dengan cara yang dilakukan. Berjalan lebih cepat dibanding
hanya menghimbau semata. Melakukan praktik baik dalam pembelajaran memberikan
pengalaman berarti untuk menuntun sosial emosional siswa. Pembelajaran di siang
hari memang memiliki banyak tantangan. Bukan hanya kejenuhan namun lelah dan
mengantuk menjadi sumber stress yang menurunkan motivasi belajar. Sedikit
sentuhan dengan relaksasi diri menjadi pilihan untuk mengembalikan konsentrasi
siswa. Bergerak bersama dalam kegiatan lebih bermakna. Tentu harus ada
kesepahaman. Membuat kesepakatan dan menyatukan pemahaman atau pola pikir
inilah yang sangat penting. Begitu pula dalam mengimplementasikan atau
membiasakan pembelajaran sosial emosional. Kesatuan gerak akan memudahkan hasil
yang lebih optimal.
Saran dan pesan positif terdengar saat
berbincang dengan rekan kerja. Ada saja kelemahan atau kekurangan rancangan dan
implementasi pembelajaran yang dilakukan. Itulah saya memilih “kisuna GK”
sebagai strateginya. Istilah itu merupakan akronim dari kirim surat bernomor
absen dan gelar karya. Mengadopsi rencana pembelajaran yang ada dengan
menambahkan kreasi sendiri sesuai dengan konteks kelas. Berdiskusi dengan
kawan, rupanya ada ketertarikannya untuk mengetahuinya. Sebuah infografis
kemudian dibuat untuk memudahkan pemahaman. Tanggapan umpan balik yang
diberikan memberikan semangat baru dalam merancangnya. Cerita sekilas dijam
istirahat membuatku berlega hati. banyak pelajaran berharga dari ide dan saran
mereka. Misalnya memanfaatkan teknologi informasi dalam gelar karya. Disamping
data tersimpan dengan baik untuk diakses, kegemaran siswa dalam penggunaan
gawai juga bisa tersalurkan. Rupanya hal ini menjadi daya tarik tersendiri.
Bagaiman cara melakukan Kisuna GK? Kerangkanya dapat dilihat pada
link berikut. https://suhardin73.blogspot.com/2022/09/rpp-kompetensi-sosial-emosional-kisuna.html
Penerapan
Banyak hal yang menjadi impian seusai
mempelajari hal ini. Ada kesepahaman dalam program sekolah untuk penerapan
kompetensi sosial emosional dalam pembelajaran. Bergerak bersama, tentu jauh
mendatangkan manfaat yang banyak dibanding personal. Meningkatkan inovasi dan
kreasi pembelajaran implementasi KSE menjadi harapan lainnya. Alasanya, agar
siswa tidak bosan dengan teknik yang digunakan. Banyak belajar tentu menjadi
jalan keluarnya. Menerapkannya pada apel pagi, rapat, kegiatan ekskul dan
pelatihan menjadi keinginan yang lain. Semoga harapan ini menjadi doa yang
membawa manfaat. Semoga pula impian ini bukan sekedar penghibur hati. Terwujud
sesuai harapan menjadi keinginan besar saat ini.
AKSI NYATA MODUL 2.1 GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 : PEMBELAJARAN BERPIHAK PADA MURID (BERDIFERENSIASI)
Anda dapat melihat kembali RPP yang sudah Anda buat
di awal tahun ajaran/awal semester. Cobalah untuk melihat kembali apakah
tujuan pembelajaran yang Anda buat sudah jelas untuk diri Anda dan juga
murid Anda. Pengetahuan, keterampilan, sikap apa yang dideskripsikan dalam
tujuan pembelajaran tersebut yang harus dikuasai oleh murid-murid Anda?
Penerapan pembelajaran diferensiasi di ruang kelas
membutuhkan rancangan pembelajaran yang sesuai. Sebelumnya penyiapan sumber
belajar memang telah dilakukan namun variasi prosesnya tidak beragam. Produknya
pun masih mengacu pada kriteria patokan. Rencana pembelajaran sebelumnya memang
sudah memasukan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai asessmen dan
telah terdiskripsi dalam tujuan pembelajaran. Pembenahan yang perlu dilakukan
yakni menyisipkan diferensiasi konten, proses dan produk yang lebih menjurus
pada keberpihakan murid.
Setelah Anda memahami dengan jelas tujuan
pembelajaran tersebut, selanjutnya analisislah kebutuhan belajar murid Anda. Bagaimana
kesiapan belajar mereka jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran?
Kegiatan pra assesmen memang penting. Selama ini
hanya berpatokan pada nilai pelajaran semester sebelumnya dan tes diawal tahun
pembelajaran. Penelusuran secara rinci mengenai bakat dan minat anak belum
sepenuhnya terealisasi. Bertanya dan berkomuniksi dengan guru lain, mengemati
siswa, mereviuw pembelajaran sebelumnya sebagai bahan refleksi, atau melakukan
tes formatif secara khusus. Inilah beberapa alternatif sebagai persiapan melaksanakan
pembelajaran diferensiasi tentu harus. Semuanya sebagai upaya untuk kesiapan
belajar murid sesuai kebutuhan mereka. Berikut beberapa pertimbangan
untuk memenuhinya. (1) kebutuhan informasi yang lebih jelas, sederhana dan
tidak bertele-tela; (2). Sifatnya masih kongkrit atau telah siap bergerak dalam
mempelajari yang bersifat abstrak: (3). Masih diperlukan yang sederhana atau
membutuhkan tantangan dengan kerumitan yang lebih tinggi; (4). Menjelajah
dengan materi lebih lebih terbuka atau masih harus terstruktur; (5).
Perlunya menerapkan kemandiran berpikir, belajar dan menghasilkan produk
tertentu atau masih membutuhkan ketergantungan guru. Apakah memungkinkan
kemampuan mereka berjalan dengan gerakan yang cepat atau lambat? Semua hal itu
perlu dipertimbangkan.
Apakah mereka telah memiliki pengetahuan awal atau
keterampilan yang dipersyaratkan? Siapa saja murid-murid yang menurut Anda akan
memerlukan bantuan lebih? Siapakah yang perlu diberikan tantangan?
Kegiatan pra asessmen menjadi penting dalam memetakan
pengetahuan awal maupun keterampilan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapakan kapasitas siswa dalam mempelajari materi yang baru. Oleh karena
itu tingkat pemahaman maupun keterampilan ini menjadi acuan untuk menyiapkan
kenyamanan belajar mereka. Menciptakan lingkungan belajar yang baik,
sangat penting untuk mengoptimalkan kegiatan belajar. Pemetaan ini dimanfaatkan
dalam pembimbingan kelompok kecil dalam ruang kelas. Tingkat pemahaman dan
keterampilan yang masih kurang akan menjadi fokus perhatian bimbingan guru yang
lebih banyak. Siswa yang berkemampuan sedang akan diberikan model tanya jawab
dan sedikit penjelasan saja. Tantangan yang besar diberikan pada siswa yang
memiliki tingkat pemahaman dan keterampilan yang tinggi. Bukan menghukumnya tetapi
memberikan stretegi kemandirian yang banyak untuk meningkatkan kreativitasnya
sehingga mampu mempelajari hal-hal baru yang beragam.
Aktivitas jangkar apa yang akan Anda siapkan?
Pilihan konten sebagai sumber bahan pembelajaran
dapat dipilih oleh siswa. Poster, vidio pembelajaran (tutorial, contoh dan
paparan singkat berbentuk cerita), bahan bacaan blog elektronik, buku
bacaan atau gambar/foto adalah contohnya. Pengajar akan memberikan susana
belajar yang berbeda pula dalam prosesnya. Pengelompokan siswa ini sesuai
pemetaan sebelumnya. Pembimbingannya disesuaikan dengan pengalaman, minat dan
lingkungan siswa. Keterampilan yang akan dikembangkan pun bisa berbeda. Produk
pembelajaran ini akan disesuaikan dengan minat, bakat dan kemampuannya.
Pembimbingan tentu dilakukan saat pembelajaran maupun waktu luang di luar
kelas. Membangun kesepakatan menjadi penting untuk membentuk karakter baik
sebagai budaya postif siswa.
Tentukanlah bentuk diferensiasi apa yang akan Anda
lakukan (konten/proses/produk) untuk membantu Anda merespon kebutuhan belajar
murid-murid Anda tersebut.
Saya akan mengajar tentang metagenesis tumbuhan
lumut dan paku. Berikut beberapa hal yang harus saya lakukan adalah :
1. Menetapkan
tujuan pembelajarannya yakni Dengan menggunakan sumber/ bahan belajar yang
beragam, siswa memilih produk sesuai minatnya untuk dapat merancang alur bagan
sederhana metagenesis lumut dan paku dengan baik. Kedua adalah mengidentifikasi
5 perbedaan metagenesis lumut dan paku dengan benar.
2.
Menyiapkan konten pembelajaran beragam sesuai hasil observasi kesiapan
belajarnya yang dilakukan guru sebelum pembelajaran.
a.
video pembelajaran tentang tanaman lumut dan paku serta perbedaan
metagenesisnya
https://www.youtube.com/watch?v=foMi_c2zaAw
https://www.youtube.com/watch?v=_NDKAFI5Wa0
b.
Buku bacaa dan poster tentang reproduksi tanaman lumut dan paku
c.
Bahan bacaan blog buatan guru. Linknya bahan ajar: https://suhardin73.blogspot.com/2022/09/materi-pembelajaran-tumbuhan-lumut-dan.html
3.
Menyiapkan Link LKPD yang diberikan : https://docs.google.com/document/d/17Mh-Wq1I0Fm_Jjrs-IbXykO7NBDM5WK12fEef3JGocQ/edit?usp=sharing
4.
Menyiapkan strategi pembelajaran yang menuntun. Siswa dibimbing dalam kelompok
dengan tiga cara yakni kelompok 1 (melakukan tanya jawab, kelompok); 2
(penjelasan singkat dan tanya jawab); kelompok 3 (penjelasan singkat, tanya
jawab dan memberikan contoh)
5.
Menetapkan kriteria penilaian produk ini menyangkut alur bagan sederhana
dan perbedaan metagenesis paku dan lumut dengan bentuk yang beragam. Produk 1 :
Membuat video singkat / vlog. Produk 2 : Membuat tulisan pentigraf secara
elektronik. Produk 3 : Membuat poster dengan aplikasi editing gambar. Produk 4
: Membuat gambar tulisan singkat di buku siswa
Bagaimana Anda akan mengatur kelas supaya efektif?
Pengaturan kelas yang efektif dalam pembelajaran
berdiferensiasi menjadi tantangan pengajar. Terdapat beberapa tips pengalaman
bengajar yang pernah dilakukan. Membangun kesepakatan menjadi hal utama.
Memberikan mereka kesepatan untuk terbuka membangun kebersamaan. Tujuan
pembelajaran harus terdiferensiasi dengan jelas serta sesuai langkah tindakan
yang akan dilakukan. Ada prosedur yang dikuasai serta strukturnya fleksibel.
Kenyamanan guru dalam mengajar tentu menjadi harapan. Kegiatan dalam kelas
berbada namun tetap terjangkau oleh guru.
Strategi pengelompokan apa yang akan Anda pilih?
Strategi pengelompokan ini dipilih berbentuk kecil
dengan karakteristik potensi kemampuan siswa yang sama. Hal ini untuk
memudahkan melakukan pembimbingan. Acuan pengelompokan berdasarkan nilai
pengetahuan awal dan apa yang telah diketahui siswa. Nilai formatif, hasil
analisa keterangan guru lain, mengamati perilaku siswa analisa hasil raport
atau refleksi pembelajaran sebelumnya. Minat dan bakat siswa serta keinginan
mereka menjadi pertimbangan pula dalam pengelompokan siswa untuk penyiapan
konten, proses dan produk pembelajaran.
Bagaimana Anda akan memastikan bahwa lingkungan
belajar yang Anda siapkan mengundang murid Anda untuk belajar?
Menyesuaikan tugas
dengan kemampuan, bakat dan minatnya sehingga menyenangkan siswa dalam belajar.
Memberikan alternatif cara belajar yang diinginkan. Merancang strategi
pembelajaran yang berpusat pada murid. Mengenal karakteristik siswa (potensi
dirinya) Memahami kebutuhan siswa serta lingkungan belajar lebih
baik. Membuat kesepakatan atas dasar usulan mereka untuk menciptakan suasana
belajar yang nyaman.
Suhardin -CGP Angkatan 5 Tahun 2022 Kota Kendari
KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA
Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...
-
Sumber acuan : LMS CGP Angkatan 5 Kemdikbudristek, 2022 Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat memah...
-
PROSES PRODUKSI KERAJINAN BAHAN KERAS ALAM Nama : ………………………….Kelas : ……………Hari/Tanggal : Rabu, 28 Juli 2021 Tujuan Pembelajaran : ...
-
MATERI PEMBELAJARAN PRAKARYA KELAS VIII SEMESTER 1 Nama : ……………..Kelas : ……………..No Handphone Orangtua : ………………………. Tujuan : Mengidentif...