Sumber acuan : LMS CGP Angkatan 5 Kemdikbudristek, 2022
Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat memahami potensi sumber daya yang
dimiliki lingkungan sekolahnya.
- CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan
gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.
Kegiatan
selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah
ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan
berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus di
bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya,
namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu jawab tiap
pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali
dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’.
Contoh Jawaban:
Jawaban Studi Kasus 1: Saya
melihat kasus Ibu Lilin…
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut
Saya, Pak Pupur seharusnya dapat…
Studi Kasus 1
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit
yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu
menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif
memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses
belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang
bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar
meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi
digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter
dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar,
meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan.
Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang
Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu
Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari
layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi
bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu
Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak
terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan,
beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan
tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh
guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan
bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul
ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.
Jawaban Studi Kasus
1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak
memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan
faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi
solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan
menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan
dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa
setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran
bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset
yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara
mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.
Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah.
Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas
sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain
berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti
seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan
guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai
mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar
biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun,
Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti
seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang usulan itu lalu meminta tanggapannya.
Jawaban Studi Kasus
1: Saya melihat kasus Ibu Lilin yang tidak
memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Murid merupakan
faktor biotik dalam sebuah ekosistem/sekolah. Teknik coaching dapat menjadi
solusi akan pemikiran Ibu Lilin dalam berkeras mengeluarkan siswa. Saya akan
menyarankan dilakukan penaganannya melalui 9 langkah pengambilan keputusan
dilema etika dan bertindak sebagai manager restitusi. Memberikan pehaman bahwa
setiap anak memiliki potensi yang berbeda, seharusnya pengambangan pembelajaran
bagi muridnya harus sesuai dengan peran dan fungsi guru dalam menggunakan asset
yang dimiliki sekolah maupaun dirinyan.
Jawaban Studi Kasus
2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat
tetap menerima tawaran kesempatan itu sebagai jenjang karier sekaligus dapat
menjadi wadah untuk berbagi pada guru lain. Teladan yang dimilikinya sudah
pantas mengemban tugas tersebut. Apresiasi itu telah datang dari dukungan warga
sekolah. Namun jika Pak Pupur menolaknya, hendaknya mengemukakan alasannya pada
Kepala Sekolah. Sebagai kepala sekolah, hendaknya memanggil Pak Pupur tentang
usulan itu lalu meminta tanggapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar