Disusun
Oleh SUHARDIN – SMPN 17 KENDARI - CGP ANGKATAN 5 KOTA KENDARI TAHUN 2022
Pehaman dan refleksi apa saja yang bisa disajikan?
Lingkungan sekolah seharusnya menjadi wadah nyaman dan menyenagkan bagi siswa.
Lahan untuk siswa dapat beriteraksi dengan baik dalam menunbuhkan karakter
positif. Guru hanya memberi tauladan, semangat dan dorongan. Bagai petani pada
lahan garapan. Memberikan pupuk untuk tumbuhnya pengetahuan dan perilaku
positif, mencegah gangguan yang ada, mencarikan solusi masalah yang timbul,
menjaga nilai-nilai baik serta memberi ruang yang cukup untuk siswa dalam
tumbuh kembangnya sesuai kodratnya. Minat dan bakat siswa menjadi modal dalam
menuntun lebih jauh untuk kesejahteraan hidupnya dimasa mendatang. Siswa yang
memapu tumbuh dengan karakter baik dapat menjadi indikator terciptanya disiplin
positif di lingkungan sekolah. Bagaimana seseorang bisa termotivasi berperilaku
dalam menata kehidupannya? Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kodrat siswa,
alam dan jamannya.
Motivasi perilaku manusia telah dijelaskan oleh Diana Gossen dalam
bukunya yang berjudul Restructuring
School Discipline yang membaginya dalam tiga bentuk. Pertama untuk
menghindari ketidaknyamanan atau hukuman. Kedua yang menjadi motivasunya adalah
untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan orang lain. Ketiga adalah menjadi
orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya. Kalian bila melakukan sesuatu pekerjaan, bentuk motivasinya yang
mana? Disiplin
positif memiliki tujuan untuk menanamkan motivasi yang bentuk ketiga pada siswa.
Menjadi siswa itu menjadi orang yang mereka inginkan serta menghargai diri
sendiri melalui nilai-nilai yang mereka yakini.
Boleh dikatakan bahwa disiplin sebagai bentuk
kontrol diri. Hal tersebut bermakna belajar untuk kontrol diri dengan tujuan
dapat mencapai keadaan mulia. Apa Tujuan mulia Itu? Acuannya adalah nilai-nilai
atau prinsip-prinsip mulia yang diyakini seseorang. Inilah yang dikenal dengan
nilainilai kebajikan atau virtues, yang universal. Apakah dalam sebuah sekolah
harus memiliki hal ini. Sebagian institusi/organisasi tentu warganya akan
memiliki nilai-nilai kebajikan yang sama, bersifat universal. Tidak terbatas
sehingga bersifat lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
Bentuk yang dikmbangkan adalah profil pelajar Pancasila.
Melanggar nilai-nilai kebajikan tersebut tentu
akan menetang keyakinan dari kesepakatan bersama. Biasanya aka nada hukuman.
Secara sederhana hukuman ini bersifat sepihak yang dikeluarkan seseorang untuk
memaksakan sesuatu yang dipikirkan agar terwujud. Menetapkan koskuensi menjadi
alternative sehingga tidak bersifat dictator. Ada keepakatan awal agar semua
orang taat dan mematuhinya. Jika melanggar tentu akan tahu tentang kunsukueansi
yang diterima. Disiplin merupakan identitas sukses, berbeda dengan makna
hukuman yang mengarah pada identitas gagal. Disiplin yang sudah bermakna
positif dapat dibedakan dalam bentuk konsekuensi serta disiplin yang bentuk
Restitusi,
Bagaimana membentuk keyakinan kelas? Terdapat
beberapa hal untuk merancang sebuah keyakinan dalam kelas. Sifatnya lebih
‘abstrak’ jika dibandingkan peraturan sehingga terlihat lebih rinci dan
konkrit. Pernyataan-pernyataan yang dibuat bersifat universal. Namun harus dibuat
dalam konteks yang positif. Tidak terlalu banyak, mudah diingat sehingga dapat
dipahami semua siswa. Keyakinan kelas sebaiknya dapat diterapkan di lingkungan kelas
sehingga bersifat rasional oleh karena itu harus semua berkontribusi melalui
curah pendapat. Perlu diingat harus dapat ditinjau kembali.
Lingkungan positif adalah lingkungan yang aman dan mendukung murid
untuk menjadi pribadi yang berdaya seimbang dan bahagia. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan oleh guru adalah memahami lima kebutuhan dasar, yang mendasari
perilaku murid. Kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan akan perasaan
diterima oleh kelompok atau komunitas nya, kebutuhan akan kebebasan atau
kebutuhan membuat pilihan, kebutuhan akan kesenangan dan kebutuhan akan
penguasaan.
Perubahan dan cara
berpikir apa yang terjadi?
Seorang guru hendaknya menghindari posisi
control dengan penghukuman dan pembuat rasa bersalah. Banyak nilai negative
yang akan timbul dari diri anak. Mulai dari ketidakpercayaan diri hingga
tindakan yang negatif. Guru yang bijak akan mengambil posisi control manajer.
Membangun kepercayaan diri untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Siswa akan
merasa dihargai untuk berubah dengan tindakan gurunya. Ada saat guru ini akan
berada pada posisi teman dan pemantau. Hal itu bertujuan untuk mengawasi dan
memastikan kemampuan anak didik dalam kembali ke komunitasnya dengan perubahan
nilai kebijakan positif. Kelima
posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman,
Pemantau dan Manajer.
Posisi manajer merupakan posisi yang idel bagi pendidik. Suara seorang
guru manajer netral, tidak emosional, tidak terlalu ramah sehingga tidak
bernada tingg. Gurunya tulus mengajukan beberapa pertanyaan yang bermakna.
Menciptakan indentitas positif/berhasil agar membuka pikiran peserta didik. Hal
ini posisi guru sebagai pembimbing siswa dalam memecahkan masalah secara
mandiri. Siswa akan percaya diri dan mampu memecahkan permasalahannya.
Penerapannya akan menunjang motivasi intrinsic murid. Posisi manajer mendorong
penerapan disiplin positif yang memihak pada siswa sehingga memerdekakannya.
Merdeka, mandiri dan bertanggung jawab menjadi tujuan sesungguhnya bagi guru
tentunya.
Pengalaman seperti apakah yang
pernah Anda alami?
Saya memiliki sebuah kisah tentang hal ini. Rasa
takut akan teguran pernah dialami dalam beberapa tahun. Pekerjaan pun diterima
walaupun berat dan diluar tupoksi yang sebenarnya. Menyamankan orang lain
merupakan upaya yang dilakukan saat itu. Pernah menginginkan sebuah penghargaan
atau pengakuan namun semua sirna seketika ketika harapan mulai luntur karena
keadaan. Menurut diri ini jalan amal dan bakti yang dilakukan. Belum tentu
orang lain memiliki penilaian yang sama. Saat orang lain mulai menghitung laba,
diri hanya terdiam. Hanya doa yang nyaring terdengar ketika diri mulai
terhimpit. Beberapa kemajuan dari jerih payah itu telah ditulis dalam buku yang
berjudul “keringat di pelupuk mata.” Tujuan semoga sejarah tidak akan hilang
dari goresan yang telah tertulis dan terdaftar. Saat itu, ada keinginan besar
yang terdorong untuk bisa menginginkan sekolah menjadi maju dan berkembang.
Mengajar di sekolah ini bukan hanya sekedar tempat mengais rejeki dan nafkah.
Aku dilahirkan tidak jauh dari lokasi sekolah. Artinya inilah abdi di tanah
kelahiranku.
Bagaimanakah perasaan
Anda ketika mengalami hal-hal tersebut? Pengalaman apa dalam penerapan
konsep-konsep yang di pelajari?
Program pelatihan guru penggerak ini memberikan
wadah untuk terus mengasah kemampuan diri. Niat ini memang berat namun jalan
yang ditempuh dalam menuntun siswa sangat berarti. Saya mengikuti program ini
untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan berbakti lebih optimal. Semoga
program ini memberikan pencerahan walaupun memang penuh tantangan yang berat.
Hadiah apa yang perlu saya dapat? Itu tidaklah penting. Masuk sebagai peserta
saja saya sudah banyak bersyukur. Saya sangat paham dengan kondisi, keadaan dan
kapasitas diri sehingga hal itu dibuang sejauh-jauhnya. Tentu jika saya
berhasil mengikutinya, impian menjadi guru pembelajar adalah harapan, doa dan
cita-cita dalam program ini. Dampak dari ketiga motivasi ini adalah membuat
keyakinan bertambah kuat untuk terus berusaha semaksimal mungkin dalam
mengikutinya dan berupaya mengimplementasikannya. Ini adalah jalan amal, ibadah
dan baktik diri pada profesi yang telah di pilih. Ada nilai dan tujuan yang
harus dicapai dalam program ini. Manfaatnya bukan hanya bagi diri tetapi murid
maupun lingkungan sekitar. Inilah motivasi terbesar yang mendorong semangat
untuk terus berbuat dan berubah.
Semoga cerita ini bukan sebuah kesombongan.
Kadang memang ada keterlambatan masuk kelas, permohonan maaf dilakukan sebelum
kegiatan pembelajaran di mulai. Hal itu memang terjadi sebagai manusia biasa
dan mengemban tugas lain dalam lingkungan sekolah. Tepat waktu bagi saya sangat
penting. Datang lebih awal untuk menyapa siswa atau pun mempersiapkan proses
pembelajaran jam pertama menjadi alasannya. Saya beruapaya untuk masuk sebelum
mereka datang setelah apel pagi. Bagaimana dengan jam selanjutnya? Mengakhiri
pembelajaran 3-5 menit sebelum bel pergantian adalah penting. Agar guru lain
tidak merasa dirugikan. Berdiri depan kelas sebelum jam pembelajaran di mulai
dilakukan untuk mengefektifkan waktu dalam pembelajaran. Ini bukan masalah
pujian, takut pada atasan ataupun ingin memperoleh hadiah. Memberikan contoh
pada peserta didik itu penting sebelum penjelasan atau nasihat diberikan.
Sangat khawatir jika siswa sudah tidak percaya pada saya. Lebih takut hal itu
dari pada mendepat teguran dari pimpinan.
Keyakinan itu nilai kebajikan universal, disepakati dan lebih memotivasi instrinsik. Seseorang akan
lebih tergerak dan bersemangat dengan apa tujuan utamanya. Disiplin dan Nilai-nilai
Kebajikan Universal, menjadi landasan dan suatu keyakinan. Oleh karena itu, sebelum menentukan visi dan
misi atau tujuan dari sebuah institusi/sekolah terlebih dahulu perlu menentukan
nilai-nilai kebajikannya.
Mensosialisasikannya dapat melalui Alurnya yakni lihat daftar kebajikan – tentukan
nilai yang utama – penyempurnaan nilai kebajikan – buatkan poster.
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga? Setelah mempelajari modul
ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda
sekarang? Apa perbedaannya?
Seorang guru hendaknya menghindari posisi
control dengan penghukuman dan pembuat rasa bersalah. Banyak nilai negative
yang akan timbul dari diri anak. Awalnya hal tersebut sering terjadi dalam
kegiatan pembelajaran maupun penerapan disiplin secara luas dilingkungan
sekolah. Banyak dampak yang bisa timbul. Mulai dari ketidakpercayaan diri
hingga tindakan yang negatif. Guru yang bijak akan mengambil posisi control
manajer. Inilah perubahannya yang dilakukan. Membangun kepercayaan diri untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri. Siswa akan merasa dihargai untuk berubah dengan
tindakan gurunya. Ada saat guru ini akan berada pada posisi teman dan pemantau.
Hal itu bertujuan untuk mengawasi dan memastikan kemampuan anak didik dalam
kembali ke komunitasnya dengan perubahan nilai kebijakan positif. Hal yang
perlu dipertimbangkan Posisi penghukum dan rasa bersalah merupakan motivasi
eksternal dengan identitas gagal sehingga dikategorikan perilaku control
negative. Posisi teman, pemantau dan mengajar merupakan identitas berhasil atau
sukses. Teman dan pemantau ini adalah perilaku control positif sedangkan
manajer adalah kontrol diri. Setipa posisi control akan memberikan cara
berkata, bertindak dan hasil yang berbeda-beda.
Segitiga
restitusi merupakan suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang
tua sehingga dapat mengahsilkan anak didik yang mandiri dan bertanggung jawab.
Hal dilakukan pada saat guru berada pada posisi manajer. Aspek yang
dikembangkan adalah motivasi intrinsic. Inilah yang akan menumbuhkan nilai
kebajikan dan perilaku positif dalam pembentukan kebajikan. Proses dialog ini
digambarkan pada tiga sisi dari sebuah segi tiga. Pertama menstabilkan
identitas, kedua adalah validasi tindakan yang salah serta yang ketiga,
menanyakan keyakinan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada segitiga restitusi
adalah mengaitkan nilai atau keyakinan, kesediaan, relevan, usaha dan waktu.
Segi tiga restitusi memberikan gambaran tentang upaya
pembentukan karakter siswa dari diri sendiri. Menstabilkan terlebih dahulu
tentang perilaku gagalnya lalu memvalidasinya. Menyadari kesalahan yang ada dan
perupaya ketenangan diri telah hadir sehingga tahu kebutuhannya. Tahap akhir
adalah berupaya menyakinkan sebuah perubahan positif. inilah nilai kebajikan
yang menjadi kerekater yang patut dipahami serta dilakukan.
Restitusi ketika
menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan
dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
KASUS
1
Bulan terburu-buru keluar
dari perpustakaan sekolah. Tiba-tiba seseorang menabraknya. Bukunya terhambur
berantakan dilantai. Belum sempat mengambilnya, beberapa buku ditendang menjauh
darinya. Spontan teman-temannya tertawa. Pelakunya Santi, siswa sekelas
dengannya.
Mengapa Santi dan Bulan Bertengkar? Bukanya
mereka sekelas? Kasus ini berawal di pagi hari namun puncaknya saat jam
istirahat. Tragedi apa yang terjadi? Bagaimana proses penyelesaiannya?
Pak
Udin : Silahkan duduk! Apakah bisa
kita selesaikan masalah ini?
Santi : Habisnya saya kesal pak.
Pak
Udin : Setiap tindakan tentu ada
alasannya? Kamu…
Santi : Tentu pak, dia menumpahkan
sarapan pagiku hari ini.
Pak
Udin : Pantas kamu kesal, apakah dia
sengaja melakukannya?
Santi : Entalah pak, akibatnya saya
tidak sarapan hari ini. Uang untuk
jajanpun tidak ada.
Pak
Udin : Wah Hebat. Walaupun kesal,
kamu masih bisa mengendalikan diri.
Santi : Sebenarnya tadi saya ingin
memukulnya.
Pak
Udin : Apakah kamu telah menjadi sosok
teman yang baik?
Santi : Belum pak (menunduk dengan
suara lebih pelan)
Pak
Udin : Apa kamu yakin tindakan itu?
Santi : Sesama teman harus saling
memahami pak
Pak
Udin : Apa yang seharusnya kamu
lakukan?
Santi : Seharusnya saya menjelaskan
pada Bulan kalau saya tidak bisa
jajan hari ini.
Pak
Udin : Bulan, Apakah kamu memiliki
solusi?
Bulan : Saya tidak sengaja pak. Saya akan
mengganti sarapan paginya.
Tapi maaf, tidak akan sama.
Pak
Udin : Baik, semua orang bisa saja
berbuat salah. Bagaimana Santi?
Santi : Bulan saya minta maaf ya.
Bulan : Maafkan juga saya ya.
Keduanya
berpelukan dan keluar ruangan sambil tersenyum.
KASUS
2
Melea ingin pulang cepat namun tidak ingin meminta surat izin dari guru
piket. Memanjat pagar sekolah adalah pilihannya. Mengapa? Dia pun tidak
beruntung karena ketahuan oleh Pak Udin. Bagaimana kasus ini diselesaikan?
Pak
Udin : Apakah kamu tahu waktu
pembelajaran hari ini selesai?
Melea : Tahu Pak. Jam 12.00.
Pak
Udin : Sekarang mata pelajaran apa
di kelasmu?
Melea : IPA pak.
Pak
Udin : Apakah kamu memiliki alasan
melakukan ini?
Melea : Saya ingin pulang cepat karena
Ibu harus ke Puskesmas
mengantarkan adikku yang sakit.
Pak
Udin : Kamu anak yang peduli.
Siswa yang baik tentu tahu aturannya
bagaimana?
Melea : Saya malu pak, sudah tiga hari
saya izin terus karena pulang
menjaga adik. Ibuku harus kerja saat itu.
Pak
Udin : Baiklah nak. Kita akan
menyelesaikan masalah ini.
Melea : Maaf pak. Saya akan memperbaiki
diri.
Pak
Guru : Apa yang kamu yakini dari
kesepakatan kelas tentang kasus ini?
Melea : Jika ingin keluar sekolah harus
minta izin kepada guru piket pak.
Pak
Udin : Jika demikian, upaya apa
untuk memperbaikinya?
Melea : Saya akan menjelaskan pada Pak
Guru IPA tentang kejadian ini
pak.
Pak
Udin : Kamu yakin bisa
melakukannya?
Melea : Saya akan meminta maaf pada
beliau dan sekaligus memohon izin
lagi untuk pulang hari ini pak.
Pak
Udin : Baiklah nak, jujur dan
keterbukaan itu penting. Bapak doakan
adikmu cepat sembuh dan kamu dapat belajar lebih
baik.
Melea : Saya berjanji pak, hal ini tidak
akan terulang lagi. Terima kasih pak.
Beberapa contoh kasus yang berbeda tentang posisi control. Inilah bentuk
konsep pertanyaan yang dipraktekan. Apakah kalian tahu kalau kalian berada dalam
masalah sekarang? Ya
Bapak bisa lihat kalian merasa senang melakukannya, tetapi yang kalian lakukan
merugikan orang lain, sehingga sekarang kalian dalam masalah. (Pembuat rasa
bersalah) Baiklah.
Bapak disini bukan untuk mencari siapa yang salah, Bapak disini untuk mencari
penyelesaian sama-sama, berpikir sama-sama tentang apa yang bisa kita lakukan
untuk memperbaiki situasi ini. Kalian pasti melakukan itu ada alasannya ya. Pasti
seru ya main lempar-lemparan makanan begitu. (teman). Nah sekarang mari
kita selalu mengindahkan keyakinan kelas kita. besok kita ke kantin, dan kalian
bisa berperilaku lebih baik lagi (Pemantau)
Kalimat yang biasa diungkapkan sangat banyak
untuk sebuah manajer. Sekarang mari kita bicara tentang keyakinan kelas dan
keyakinan sekolah kita. Apa yang kita percaya? Yang mana yang kalian belum
tunjukkan? Kalian berdua ingat dengan baik keyakinan kelas kita Kita kembali
pada ketika kalian main lempar-lemparan makanan dan mengenai Ibu Dina, apakah
ketika kalian melakukan itu kalian menghormati orang lain dan lingkungan? Tapi
kalian mendapatkan rasa senang. Menurut Bapak, ada cara untuk mendapatkan rasa
senang, tanpa merugikan orang lain. Bagaimana menurut kalian? (Manajer)
Kasus tersebut diawali dengan posisi pembuat
rasa bersalah. Guru mengembalikan permasalahan dari tindakan mereka
sendiri. Keduanya hingga tertunduk sebagai tanda rasa bersalah. Sang Guru
kemudian mengendalikan keadaan dengan posisi ke dua yakni berteman.
Bersama berpikir untuk mencari jalan keluar. Posisi manajer terlihat dari
pembehasan keyakinan kelas yang telah disepakati. Menganalisa melalui jawaban
keduanya. Mereka pun mengetahui dampak dari kesalahannya. Guru pun mengajak
dalam perjajian untuk mengetasinya di kantin esok hari. Inilah posisi manajer
yang dilakukan guru. Pemantauan dilakukan guru saat mereka berada di
kentin keesokan harinya
.
Kontrol Manajer karena langkah pertama
menstabilkan keadaan dimana guru mengembalikan permasalahan dari tindakan
mereka sendiri. Keduanya hingga tertunduk sebagai tanda rasa bersalah . Langkah
kedua adalah validasi tindakan yang salah. Guru dan kedua siswa, bersama
berpikir untuk mencari jalan keluar. Posisi manajer terlihat dari pembehasan
keyakinan kelas yang telah disepakati. Inilah langkah menayakan keyakinan untuk
pengambilan keputusan menyelesaikan masalah.
Suhardin –
Guru SMPN 17 Kendari