Minggu, 10 November 2024

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

 Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan membutuhkan sentuhan perubahan, kegiatan pembelajaran pun menjadi alternatif upayanya.

 


Ketika tamu saga telah diimplementasikan, selanjutnya adalah tindak lanjut kegiatan belajar. Hal ini dilakukan melalui proyek kecil. Siswa memacu kreativitas dan bakatnya dalam ruang kelasnya sendiri. Beberapa produk bisa menjadi pilihan yang menarik. Ada poster dengan berbagai rupa. Manual maupun digital adalah cara untuk mewujudkan keinginannya. Acuannya adalah kesepakatan kelas untuk mewujudkan implementasi kriteria tujuan pembelajaran dalam karya sendiri. Ide itu muncul dalam bentuk poster bercerita, lukisan dan opini, cerita praktikum maupun poster digital.

 

Karya mereka menjadi pajangan. Bukan hanya diruang kelasnya namun bisa jadi ada dikelas lain. Ini untuk berbagi pengalaman dalam tulisan. Kata pakar inilah nuansa kelas kaya teks. Ada pula yang memilih berbagi pengalaman dalam kelompok kecil. Bercerita dengan media poster buatannya. Interaksinya sesuai kesepakatan yang dibangun sebelumnya. Semua mengambil peran yang sama. Kemandirian yang bertangung jawab dari kreasi yang dibuat menjadi fokus yang diamati.

 



Disisi lain pada waktu berbeda, produk dari aksi nyata yang dibuat diperlihatkan. Peragaannya menarik perhatian mereka. Salah satunya pembuatan dan atraksi robot hidrolik, dispenser sederhana, mobil-mobilan balon atau roket air. Tahun ini pilihan proyek mandirinya adalah roket air. Cerita tentang cara merancang, berbagi tugas, hambatan yang ditemui, cara menyelesaikan masalah hingga perasaan mereka ketika malakukannya menjadi kisah unik untuk disimak. Begitulah diferensaisi lingkungan belajar untuk menemuhi kebutuhan dan minat yang ada.

 

Cerita itu bukan terjadi begitu saja. Ada banyak hal yang terjadi sebelumnya. Tamu saga (tabung menara ukur skala ganda) menjadi inspirasi dalam pembelajaran. Identifikasi dan Analisa mendominasi dalam kegiatan praktikum. Fasiltas yang disiapkan begitu beragam. Bahan cetak maupun elektronik menjadi pilihan sesuai kebutuhannya. Proses diferensiasi dalam belajar juga ada. Hal ini untuk memenuhi ketercapainya indikator kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran yang telah disepakati. Problem Basic Learning hanya menjadi jembatan kegiatan tutor sebaya dalam teknik tanya jawab dan diskusi yang berlangsung. Kegiatan terbimbing dengan bantuan peragaan dan tanya jawab menjadi opsi lain setelah formatif berlangsung.

 


Media dibuat untuk membantu mereka memahami lebih mendalam materi yang dipelajari. Ada video, bacaan blog maupun lembaran yang bisa dibaca langsung. Sebuah buku yang berjudul bermain dan belajar tamu saga bisa tersaji diperpustakaan sekolah. Inilah upaya kecil untuk membantu semampunya agar mereka mudah memahami keadaan yang ada. Semua cerita itu selalu memanfaatkan aset yang dimiliki siswa, lingkungan sekitar maupun gurunya.

 


Terimaksih anak didikku. Kalian memang memiliki semangat yang luar biasa untuk belajar. Marilah menafsirkan sejenak kata-kata bijak ini. ”Jika Kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” karena “Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.” Oleh karena belajar yang merupakan bagian dari kehidupan. Mestilah belajar itu menjadi dan dalam rangka ibadah (Imam Syafi”i).

 

 

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...