Sabtu, 23 Agustus 2025

CERITA INSPIRATIF - MENU MAKANAN BUATANKU DIKELAS MOMAHE

 


1. DZAKI ALFAUZAN 

    Makananku adalah Aku: Kisah Semangat Belajar IPA Bersama Pak Suhardin


Namaku Dzaky Alfauzan. Aku siswa kelas 8 di SMP Negeri 17 Kendari. Dari semua pelajaran yang kupelajari, salah satu yang paling berkesan bagiku adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terutama saat kami belajar tentang sistem pencernaan manusia. Pelajaran ini bukan hanya menambah pengetahuanku, tapi juga mengubah cara pandangku terhadap makanan yang setiap hari aku konsumsi.

Semua berawal dari menu makanan di rumahku yang sangat sederhana, namun bergizi. Setiap pagi, ibu selalu menyiapkan nasi goreng dan air putih. Siangnya, aku makan nasi putih, ikan goreng, kangkung tumis, dan air mineral. Dan malam hari, biasanya kami makan nasi putih, ikan goreng, tempe goreng, dan air putih.. Dulu, aku makan hanya karena lapar, tanpa tahu bagaimana makanan itu dicerna tubuhku. Tapi semua berubah ketika pelajaran IPA membawaku ke dunia dalam tubuh manusia.

Pelajaran pertama yang sangat berkesan adalah saat kami menonton video pembelajaran tentang Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari sana aku belajar tentang fungsi mulut, tempat makanan pertama kali masuk dan dikunyah, fungsi kerongkongan yang membawa makanan ke lambung, dan peran asam lambung yang membantu menghancurkan makanan lebih lanjut. Aku mulai merasa kagum—ternyata tubuh manusia sangat luar biasa!

Setelah itu, Pak Suhardin mengajak kami untuk mengidentifikasi organ-organ pencernaan. Aku pun mulai mengenali satu per satu: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, hingga anus. Belajar tentang organ ini membuatku menyadari bahwa semua makanan yang kumakan harus melewati proses panjang di dalam tubuhku.

Pelajaran berlanjut ke enzim-enzim pencernaan. Dari semua enzim, yang paling kuingat adalah enzim amilase yang membantu memecah karbohidrat sejak dari dalam mulut. Saat itu aku tersenyum sendiri, mengingat nasi goreng pagi tadi—ternyata tubuhku langsung mulai bekerja begitu aku mengunyahnya!

Kemudian, kami belajar tentang zat gizi dalam makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Aku mulai paham kenapa ikan dan tempe penting untuk tubuhku—karena mereka mengandung protein untuk membangun otot. Bahkan kami menghitung kandungan gizi sesuai dengan aktivitas harian yang berbeda-beda. Wah, aku jadi lebih menghargai setiap sendok makanan yang kumakan.

Salah satu momen yang paling menyenangkan adalah saat aku dan keluargaku membuat menu makanan 4 sehat 5 sempurna. Menu favoritku? Nasi putih, ikan bakar, dan kangkung tumis. Itu adalah makanan kesukaanku dan ternyata juga bergizi seimbang! Tak hanya itu, kami juga ditantang membuat poster tentang sarapan pagi menggunakan aplikasi bernama Canda. Aku menuangkan ideku dengan semangat, menampilkan menu sarapan sederhana tapi penuh energi.

Saat di kantin sekolah, kami mulai memahami zat aditif dalam makanan kemasan seperti susu kotak. Aku jadi lebih bijak memilih makanan, tidak hanya enak, tapi juga sehat dan aman. Sebagai rangkuman pembelajaran, kami diajak menggambar organ pencernaan manusia. Tugas ini membuatku merasa seperti ilmuwan kecil yang sedang mengeksplorasi tubuh manusia.

Puncaknya adalah saat kami membuat catatan orang tua dengan tema "Makananku adalah tubuhku sendiri". Kata-kata itu sangat membekas di hatiku. Apa yang kumakan, akan menjadi bagian dari diriku. Maka aku harus memilih makanan dengan bijak. Kami juga mengikuti evaluasi formatif menggunakan aplikasi di HP masing-masing. Seru sekali! Belajar terasa seperti bermain, tapi tetap serius.

Dibalik semua pengalaman luar biasa itu, ada sosok yang selalu sabar membimbing kami, Pak Suhardin. Beliau tidak hanya mengajar di kelas, tapi juga membagikan materi melalui blog pribadinya "suhardin my id. Setiap tulisan di blog itu seperti jendela baru yang membukakan wawasan lebih luas tentang ilmu pengetahuan.

Kini, setiap kali aku melihat sepiring nasi, aku tidak hanya melihat makanan. Aku melihat energi, kesehatan, dan masa depanku. Pelajaran IPA ini telah memberiku lebih dari sekadar nilai, tapi kesadaran tentang pentingnya menjaga tubuh melalui makanan yang tepat. Terima kasih, Pak Suhardin. Terima kasih, IPA. Aku, Dzaky Alfauzan, siap menjadi generasi sehat dan cerdas!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. MUHAMMAD GALANG 

Cerita Inspiratif: Belajar IPA Bersama Pak Suhardin


Namaku Muhammad Galang, siswa kelas 8.1 di SMP 17 Kebdari. Aku ingin berbagi kisah perjalananku belajar tentang sistem pencernaan manusia bersama Pak Suhardin, guru IPA yang selalu memberi semangat. Semua berawal dari kebiasaan makanku di rumah. Setiap pagi aku biasanya sarapan nasi, ikan, dan sayur. Saat siang, aku sering makan nasi goreng, lalu malam hari kadang hanya Indomie dengan telur. Aku jadi bertanya-tanya, apakah makanan yang sering kumakan sudah sehat dan bergizi?

Suatu hari, Pak Suhardin memperlihatkan video pembelajaran tentang si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari sana aku tahu bahwa ada usus 12 jari yang menjadi tempat penting proses pencernaan, dan ternyata asam lambung di perut kita begitu kuat hingga bisa menghancurkan makanan dengan cepat. Aku semakin penasaran. Kemudian kami diminta mengidentifikasi organ pencernaan. Aku menuliskan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, hingga anus. Lalu aku juga mengingat enzim pencernaan yang membantu kerja organ, seperti amilase di mulut dan pepsin di lambung. Rasanya tubuh ini sungguh luar biasa.

Belajar IPA membuatku sadar, setiap makanan yang kumakan mengandung zat penting: karbohidrat untuk tenaga, protein untuk membangun tubuh, lemak sebagai cadangan energi, vitamin, dan mineral untuk menjaga kesehatan. Pak Suhardin bahkan mengajarkan cara menghitung kandungan gizi sesuai aktivitas, sehingga aku bisa menyesuaikan makanan dengan kegiatan sehari-hari. Bersama keluargaku, aku mencoba membuat menu 4 sehat 5 sempurna: nasi, sayur, ikan, ditambah segelas air putih. Rasanya sederhana tapi menyehatkan. Aku juga belajar berkreasi dengan teknologi, misalnya membuat poster tentang sarapan sehat di aplikasi Canva.

Tak hanya itu, aku jadi lebih berhati-hati saat jajan di sekolah. Di kantin, aku melihat jajanan seperti pentol kuah yang ternyata mengandung zat aditif pada kemasan. Aku belajar membaca label makanan agar tidak berlebihan mengonsumsinya. Sebagai rangkuman, aku menggambar organ pencernaan manusia dengan pensil warna. Gambarku memang sederhana, tapi bagiku itu simbol betapa rumit dan hebatnya tubuh kita. Untuk melibatkan keluarga, aku juga membuat catatan kecil untuk orang tuaku dengan judul: “Makananku adalah tubuhku sendiri”. Aku menulis bahwa apa yang kumakan akan menentukan kesehatanku di masa depan.

Belajar IPA juga semakin seru karena aku bisa mengerjakan soal formatif lewat aplikasi di handphone sendiri, rasanya seperti bermain kuis interaktif. Dan yang paling menginspirasi, Pak Suhardin selalu memberi bimbingan lewat blog pribadinya “suhardin.mu.id”, tempat kami bisa membaca materi tambahan dan berdiskusi online.

Semua pengalaman itu aku belajar satu hal penting: Ilmu IPA bukan sekadar teori, tapi panduan hidup sehat. Kini aku lebih peduli pada makanan yang kumakan, lebih semangat belajar, dan ingin terus menjaga tubuhku. Karena aku percaya, dengan ilmu dan semangat, aku bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan bermanfaat.


3. MUSDALIFAH IRWAN 

     Saya Tahu Karena Belajar

Saya, Musdalifah Irwan, siswa kelas VIII.I SMP Negeri 17 Kendari, ingin membagikan kisah inspiratif saat saya belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya tentang sistem pencernaan manusia. Pelajaran ini tidak hanya membuat saya memahami bagaimana tubuh bekerja, tetapi juga menyadarkan saya akan pentingnya pola makan yang sehat.

  • Mengenang Menu Makanan Sehari-hari. Semua berawal dari kebiasaan makan di rumah. Setiap pagi, saya biasanya sarapan roti dan telur. Saat siang, saya makan mie, telur, dan air putih. Dan pada malam hari, saya bersama keluarga menyantap nasi, ikan, kangkung, lombok, serta kopi gula aren. Kebiasaan ini membuat saya berpikir: Apa yang sebenarnya terjadi pada makanan ini di dalam tubuh kita?
  • Menonton Video Si Udin dan Delapan Keunikan Saluran Pencernaan.Pertanyaan itu mulai terjawab saat kami menonton video edukatif tentang "Si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan". Saya jadi tahu bahwa proses pencernaan dimulai dari rongga mulut, melewati kerongkongan (esofagus), lalu ke lambung, dan seterusnya. Penjelasan yang dibawakan dengan animasi membuat saya lebih mudah memahami.
  • Mengidentifikasi Organ Pencernaan dan Fungsinya. Setelah itu, kami mempelajari secara rinci organ-organ pencernaan manusia seperti mulut, kerongkongan, usus, rektum, dan anus. Masing-masing memiliki peran penting, dari mengunyah hingga mengeluarkan sisa makanan.
  • Mengenal Enzim Pencernaan: Pepsin. Di lambung, ternyata terdapat enzim bernama pepsin, yang sangat penting untuk mencerna protein. Saya mulai memahami bahwa makanan tidak hanya diproses secara fisik, tapi juga kimiawi.
  • Menganalisis Kandungan Zat Makanan dan Gizi. Kami belajar tentang kandungan makanan: karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta fungsinya bagi tubuh. Saya juga mencoba menghitung kandungan gizi dari makanan saya, disesuaikan dengan aktivitas harian. Ternyata tubuh butuh asupan yang seimbang!
  • Menyusun Menu 4 Sehat 5 Sempurna Bersama Mama. Momen paling menyenangkan adalah saat saya duduk bersama Mama, menyusun menu 4 sehat 5 sempurna dari makanan sehari-hari: nasi, ikan, kangkung, lombok, kopi, dan gula aren. Saya jadi lebih peduli memilih makanan sehat di rumah.
  • Mendesain Poster Sarapan Pagi di Canva. Kreasi tak berhenti di dapur. Saya membuat poster sarapan pagi sehat menggunakan aplikasi Canva. Ternyata belajar IPA bisa juga menyenangkan lewat desain dan kreativitas!
  • Memahami Zat Adiktif dan Kemasan Makanan di Kantin Sekolah. Kami juga diajak lebih kritis terhadap makanan kemasan di kantin. Saya mempelajari bahwa beberapa roti mengandung zat adiktif dan bahan pengawet. Kini saya lebih berhati-hati memilih jajanan.
  • Menggambar Organ Pencernaan sebagai Rangkuman. Sebagai rangkuman, saya menggambar organ pencernaan manusia. Gambar ini saya lengkapi dengan keterangan fungsi masing-masing organ. Proses menggambar ini membantu saya memahami dan mengingat lebih lama.
  • Membuat Catatan Orang Tua: “Makananku Adalah Tubuh Sendiri”Saya juga membuat catatan khusus bersama orang tua berjudul “Makananku adalah tubuh sendiri”. Ini membuat saya dan keluarga lebih sadar bahwa makanan yang kita konsumsi membentuk kesehatan tubuh kita.
  • Mengikuti Formatif Lewat HP Sendiri. Untuk menguji pemahaman, kami mengikuti evaluasi formatif melalui aplikasi di HP. Seru rasanya mengerjakan soal sambil mengingat kembali semua proses belajar yang telah dilalui.
  • Belajar Mandiri Lewat Blog “Suhardinn my id” Pak Suhardinn juga menyarankan kami belajar mandiri melalui blog beliau: “Suhardinn my id”. Di sana banyak materi, video, dan latihan soal yang sangat membantu. Saya jadi terbiasa belajar tidak hanya di kelas, tapi juga dari internet.

Penutup:

Belajar tentang sistem pencernaan bersama Pak Suhardinn adalah pengalaman yang seru, menyenangkan, dan membuka wawasan. Saya tidak hanya paham tentang organ tubuh, tetapi juga menjadi lebih peduli pada makanan dan kesehatan. Saya percaya, ilmu ini akan terus bermanfaat untuk masa depan saya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Renita Neno Indah Fiani Mnune

    Makananku adalah Tubuhku Sendiri

Suatu pagi yang cerah, Renita Neno Indah Fiani Mnune, seorang siswi kelas VIII di SMP Negeri 17 Kendari, duduk di meja makan bersama keluarganya. Seperti biasa, menu sarapannya adalah teh hangat dan biskuit kacang yang lezat. Meskipun sederhana, makanan pagi itu selalu memberikan energi untuk memulai aktivitas sehari-hari. Di siang hari, setelah pulang sekolah, Renita makan nasi dengan telur, tahu, dan segelas air putih yang menyegarkan. Malam harinya, hidangan ikan goreng, sayur, sambel, dan nasi kembali menemani. Tak lupa, air putih selalu ada sebagai teman makan.

Namun, suatu hari, setelah mempelajari pelajaran IPA di sekolah bersama Pak Suhardin, Renita mulai melihat makanan yang sering ia makan dengan cara yang berbeda. Ia ingat saat menonton video pembelajaran yang menjelaskan tentang si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan manusia. Dari video itu, Renita jadi tahu lebih banyak tentang enzim, seperti enzim pepsin yang berfungsi untuk membantu mencerna makanan di dalam lambung, serta bagian penting lainnya dalam sistem pencernaan seperti rektum yang mengatur proses pembuangan sisa-sisa makanan.

"Mulut itu tempat pertama makanan masuk, lalu kerongkongan membawa makanan menuju lambung," kata Pak Suhardin dalam pelajaran itu. Renita pun mencatat setiap organ yang terlibat dalam proses pencernaan, yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, dan anus. Setiap organ memiliki fungsinya yang berbeda, dan semua bekerja sama untuk memastikan tubuh mendapatkan nutrisi dari makanan yang dimakan.

Renita juga belajar tentang enzim pencernaan, dan yang paling ia ingat adalah enzim pepsin, yang berfungsi membantu memecah protein dalam makanan. Ketika mempelajari kandungan zat makanan yang ada dalam makanannya, Renita menyadari bahwa makanan yang ia konsumsi mengandung berbagai zat penting seperti karbohidrat yang memberi energi, protein untuk membangun otot, lemak untuk cadangan energi, vitamin yang menjaga tubuh tetap sehat, dan mineral yang mendukung berbagai fungsi tubuh.

Suatu hari, Renita duduk bersama kakaknya untuk merencanakan menu makan yang bergizi. Mereka memutuskan untuk membuat menu 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari nasi, sayur buncis, ayam goreng, dan air putih. Menu ini tidak hanya lezat, tetapi juga memberikan berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Kakaknya juga mengajarinya untuk menghitung kandungan gizi dalam setiap jenis makanan, sesuai dengan aktivitas yang akan dilakukan. “Kita harus makan dengan seimbang agar tubuh kita tetap sehat dan kuat,” kata kakaknya.

Tidak hanya belajar tentang makanan, Renita juga memanfaatkan aplikasi Canva untuk membuat poster sarapan paginya. Ia menggambar hidangan sehat yang sering ia konsumsi di pagi hari sebagai cara untuk mengingat pentingnya sarapan yang bergizi. Poster itu menjadi inspirasi bagi teman-temannya untuk memulai hari dengan sarapan sehat.

Pada pelajaran berikutnya, Pak Suhardin mengajarkan tentang zat aditif dan kemasan makanan yang sering ditemui di kantin sekolah. Renita mulai lebih teliti dengan apa yang ia beli. Ia sadar akan bahaya konsumsi susu dan minuman berenergi yang berlebihan, karena mengandung zat aditif yang tidak baik bagi tubuh jika dikonsumsi terus-menerus.

Sebagai rangkuman pembelajaran, Renita menggambar sistem pencernaan manusia dengan penuh semangat. Setiap organ ia gambar dengan cermat, sambil mengingat fungsi masing-masing. Itu menjadi catatan penting bagi dirinya untuk memahami betapa luar biasanya tubuh manusia dalam memproses makanan. Di rumah, Renita menulis catatan untuk orang tuanya, bertopik "Makananku adalah tubuhku sendiri". Ia menyadari bahwa apa yang ia makan hari ini akan menentukan kesehatan tubuhnya di masa depan. “Jika kita makan makanan yang sehat, tubuh kita juga akan sehat,” tulisnya di dalam catatan itu.


Tak lupa, Renita juga mengikuti ujian formatif yang diberikan Pak Suhardin melalui aplikasi di handphone. Ia merasa lebih mudah dan menyenangkan belajar dengan teknologi yang memudahkan untuk mengakses materi pelajaran di mana saja. "Pak Suhardin benar-benar mengajar dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Belajar IPA tidak lagi terasa sulit, malah membuatku semakin penasaran tentang bagaimana tubuh kita bekerja," pikir Renita, merasa bersyukur memiliki guru yang sabar dan selalu mendampingi dalam setiap pelajaran.

Melalui blog "Suhardin my id" yang selalu diupdate dengan materi pembelajaran, Renita terus mengembangkan pengetahuannya tentang sistem pencernaan manusia. Ia pun semakin yakin bahwa belajar IPA bersama Pak Suhardin adalah pengalaman yang tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga menginspirasi dirinya untuk hidup lebih sehat dan cerdas dalam memilih makanan.

Cerita ini mengangkat bagaimana belajar bisa sangat menyenangkan ketika kita mendapatkan informasi yang berguna dan menginspirasi, seperti yang dialami oleh Renita. Semangat untuk selalu belajar dan menjaga kesehatan tubuh adalah hal yang penting, apalagi dengan bimbingan dari guru yang luar biasa seperti Pak Suhardin.


5. DIMAS FERDIANSYAH

    Belajar IPA tentang Sistem Pencernaan Manusia bersama Pak Suhardin

   Pelajaran yang kupetik:
  “Makanan yang baik akan menjadi energi yang sehat. Ilmu yang baik akan menjadi cahaya masa depan.

Namaku Dimas Ferdiansyah, siswa kelas VIII.1 SMPN 17 Kendari. Setiap pagi, aku selalu mengingat menu pertama di rumah yang sering tersaji: nasi hangat, sayur kangkung, ikan goreng, dan telur. Dari situlah aku sadar, makanan bukan sekadar penghilang lapar, tetapi juga sumber energi untuk belajar.

Suatu hari, di kelas IPA bersama Pak Suhardin, kami menonton sebuah video pembelajaran tentang Siudin dan delapan keunikan saluran pencernaan manusia. Dari video itu aku semakin paham bagaimana luar biasanya tubuh kita mengolah makanan. Setelah itu, aku belajar mengidentifikasi organ-organ pencernaan dan fungsinya. Dimulai dari mulut, tempat makanan dikunyah, lalu melewati tenggorokan, masuk ke lambung untuk dihancurkan, diteruskan ke usus halus dan usus besar, hingga akhirnya keluar melalui rektum dan anus.

Tak hanya itu, aku juga mengenal enzim pencernaan, yang membantu makanan dicerna. Yang paling kuingat adalah enzim amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi energi sederhana. Lalu, aku belajar tentang kandungan zat makanan yang ada pada menu sehari-hariku. Ada karbohidrat sebagai sumber energi, protein untuk membangun tubuh, serta lemak, vitamin, dan mineral yang punya fungsi khusus. Aku juga belajar menghitung kandungan gizi sesuai aktivitas yang berbeda, sehingga aku tahu berapa banyak energi yang kubutuhkan saat belajar atau berolahraga.

Suatu sore, aku dan Mama mencoba membuat menu empat sehat lima sempurna. Kami memasak nasi goreng yang dilengkapi sayur, telur, serta segelas susu. Rasanya nikmat sekali! Untuk tugas berikutnya, aku membuat poster tentang pentingnya sarapan pagi menggunakan aplikasi Canva. Poster itu kubuat dengan penuh semangat agar teman-temanku juga terinspirasi.

Namun, tidak semua makanan itu baik. Dari pelajaran IPA, aku jadi paham tentang zat adiktif dalam makanan kemasan di sekolah, seperti coklat, biskuit, susu kemasan, dan gorengan. Aku belajar untuk lebih berhati-hati memilih jajanan. Selain itu, aku juga menggambar organ pencernaan manusia sebagai latihan visual. Gambarnya cukup menantang, tapi membuatku semakin paham alurnya.

Yang paling mengharukan adalah saat aku membuat catatan untuk orang tua dengan tema “Makananku adalah tubuhku sendiri”. Dari situ, aku merasa lebih bertanggung jawab terhadap apa yang masuk ke tubuhku. Di akhir pembelajaran, aku mengikuti tes formatif dengan aplikasi di headphone sendiri. Rasanya seperti bermain game, tapi sekaligus menantang otak untuk berpikir cepat. Dan yang tak kalah menarik, Pak Suhardin membimbing kami lewat blog pribadinya, suhardin.my.id. Dari blog itu, aku bisa membaca ulang materi, mengerjakan latihan soal, bahkan mendapat motivasi belajar tambahan.

Kini, aku semakin bersemangat mempelajari IPA. Dari makanan sederhana di rumah, hingga pengetahuan mendalam tentang sistem pencernaan manusia, aku sadar bahwa ilmu itu dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Terima kasih, Pak Suhardin, sudah menuntun kami dengan penuh kesabaran.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. ANDI MURCYDA
    "Perjalanan Belajar Sistem Pencernaan Bersama Pak Suhardin"


Pagi itu aku, Andi MurCyda Dwi Lestari, siswa kelas VIII.1 SMPN 17 Kendari, bangun dengan penuh semangat. Seperti biasa, di rumah aku sarapan dengan ikan masak, nasi, segelas Energen, dan air putih. Siang nanti, aku sudah membayangkan makan sayur kangkung, nasi, dan air putih, lalu malamnya akan ditutup dengan kerbau goreng, nasi, dan air putih. Ternyata, menu sehari-hari itulah yang kelak akan membuatku lebih paham tentang sistem pencernaan manusia.

Di kelas, Pak Suhardin memutar video pembelajaran tentang Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari sana, aku jadi lebih paham bahwa lambung adalah salah satu organ penting yang bekerja keras setelah makanan masuk.Setelah menonton, kami diajak mengidentifikasi organ pencernaan. Aku pun menuliskan dengan yakin:

  • Mulut untuk mengunyah,
  • Kerongkongan untuk menyalurkan,
  • Lambung untuk menghancurkan makanan,
  • Usus halus untuk menyerap,
  • Usus besar untuk membuang sisa,
  • Anus untuk pengeluaran akhir
Pak Suhardin tersenyum ketika aku menyebut enzim pepsin dengan lantang—ya, enzim ini paling aku ingat karena membantu mencerna protein di lambung. Pelajaran semakin menarik saat kami membahas kandungan zat makanan yang ternyata ada di setiap menu harianku:
  • Karbohidrat dari nasi memberi energi,
  • Protein dari ikan dan kerbau membangun tubuh,
  • Lemak dari gorengan sebagai cadangan tenaga,
  • Vitamin dan mineral dari kangkung menjaga kesehatan.
Aku pun menghitung berapa energi yang keluar saat belajar, berjalan ke sekolah, atau membantu orang tua di rumah. Rasanya seru seperti sedang menjadi ilmuwan kecil. Di rumah, aku bersama keluarga membuat menu empat sehat lima sempurna. Tentu saja, pilihanku jatuh pada sayur kangkung dan susu Energen, makanan favoritku. Belajar IPA tidak berhenti di situ. Aku membuat poster sarapan sehat di aplikasi Canva, lalu di kantin sekolah aku belajar mengenali zat aditif dari kemasan makanan, seperti pada Oreo.



7. AYNUN   - “Belajar IPA Bersama Pak Suhardin”

Namaku Aynun, siswa kelas 8.1 SMPN 17 Kendari. Hari itu terasa berbeda, karena aku belajar IPA tentang sistem pencernaan manusia bersama Pak Suhardin. Pertama, aku mulai dengan mengingat menu makanan di rumah yang biasa kumakan:
  • Pagi hari: nasi, tempe tumis, dan segelas air putih.
  • Siang hari: nasi, tahu goreng, dan air putih.
  • Malam hari: nasi, mie goreng, dan air putih.
Makanan sederhana itu ternyata sangat berarti, karena dari situlah proses pencernaan dimulai.

Kedua, aku menonton video pembelajaran tentang si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari situ aku tahu bahwa saat makan tidak boleh sambil ketawa atau bicara agar tidak keselek, dan kita juga harus minum agar makanan lebih mudah dicerna. Ketiga, aku mulai mengidentifikasi organ pencernaan: mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, dan anus. Semua organ itu bekerja sama seperti tim yang hebat untuk mengolah makanan menjadi energi.

Keempat, aku mengenal enzim pencernaan di mulut. Enzim amilase membantu memecah karbohidrat. Wah, ternyata saat aku mengunyah nasi, sudah ada proses kimia terjadi di mulutku! Kelima, aku belajar tentang kandungan zat makanan dan fungsinya:
  • Karbohidrat memberi energi.
  • Protein membangun tubuh.
  • Lemak menyimpan energi.
  • Vitamin menjaga kesehatan.
  • Mineral membantu kerja tubuh.
Aku juga menghitung kebutuhan giziku sesuai aktivitas yang berbeda, misalnya saat belajar, berolahraga, atau bermain bersama teman. Keenam, bersama Mama, aku membuat menu 4 sehat 5 sempurna: nasi, tempe, dan telur dadar, ditambah segelas susu agar lebih lengkap. Rasanya bukan hanya enak, tapi juga sehat. Ketujuh, aku membuat poster tentang sarapan pagiku di aplikasi Canva. Dengan warna cerah dan gambar menarik, aku menuliskan pesan penting: “Sarapan sehat, semangat belajar!”

Kedelapan, aku belajar tentang zat adiktif dari kemasan makanan di kantin sekolah. Misalnya pada kacang goreng dan susu dalam kemasan. Ternyata tidak semua makanan kemasan baik jika dikonsumsi berlebihan. Kesembilan, aku menggambar organ pencernaan manusia sebagai rangkuman pelajaran. Gambar itu membuatku semakin paham alur perjalanan makanan di dalam tubuh.

Kesepuluh, aku menulis catatan orang tua dengan topik: “Makananku adalah tubuhku sendiri”. Aku jadi sadar, apa yang aku makan akan menentukan kesehatanku di masa depan. Kesebelas, aku mengikuti formatif dengan handphone sendiri. Rasanya menegangkan, tapi juga menyenangkan karena aku bisa mengukur pemahaman belajarku. Keduabelas, Pak Suhardin memperlihatkan blog pembelajaran beliau: suhardin.my.id. Dari sana, aku bisa belajar lebih banyak dan mandiri.


Belajar IPA tentang sistem pencernaan membuatku semakin menghargai makanan sederhana di rumah, semakin sayang pada Mama, dan semakin bersemangat menjaga kesehatan tubuhku. Bersama bimbingan Pak Suhardin, aku percaya bahwa ilmu yang kupelajari hari ini akan menjadi bekal untuk masa depanku.

Pesan moral: Belajar dengan hati, hidup dengan sehat, dan jagalah tubuhmu karena ia adalah anugerah yang harus dirawat.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

8. AHMAD MAIMUN MUBARAK
   “Makananku Adalah Cerminan Diriku”

Namaku Ahmad Maimun Mubarak, siswa kelas 8.1 di SMP 17 Kendari. Sejak kecil, aku suka makan nasi goreng dan telur goreng di pagi hari, dengan segelas air putih yang menyegarkan. Siang harinya, biasanya ibu memasak nasi dengan ikan goreng dan sayur kangkung tumis, makanan favorit keluargaku. Saat malam tiba, mie rebus dengan telur rebus hangat menjadi penutup hari. Makanan-makanan itu terasa nikmat, tapi aku belum terlalu paham bagaimana tubuhku memproses semuanya — hingga aku masuk kelas IPA bersama Pak Suhardin.

Suatu hari, Pak Suhardin memutar video pembelajaran tentang "Si Udin dan Delapan Keunikan Saluran Pencernaan." Dari situlah aku mulai terbuka. Ternyata, tempat utama penyerapan nutrisi ada di usus halus. Aku jadi sadar bahwa makanan tidak hanya masuk lalu keluar, tapi ada proses luar biasa yang terjadi di dalam tubuhku.

Pelajaran berlanjut. Kami diminta mengidentifikasi organ-organ pencernaan. Aku mencatat: mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, hingga anus. Semua saling terhubung seperti jalur penting yang menentukan kesehatan kita. Di bagian ini, aku mulai merasa kagum — betapa tubuh kita diciptakan dengan sempurna.

Selanjutnya, kami mempelajari enzim pencernaan. Yang paling aku ingat adalah pepsin, enzim di lambung yang berperan mencerna protein. Aku mulai menyadari, ternyata tubuh punya "alat-alat kimia" alami yang bekerja tanpa kita sadari.

Pak Suhardin lalu meminta kami menganalisis zat gizi dalam makanan yang biasa kami makan. Aku menemukan bahwa karbohidrat dari nasi memberi energi, protein dari telur dan ikan membangun otot, lemak memberi cadangan energi, vitamin dan mineral menjaga kesehatan tubuh. Kami bahkan belajar menghitung kebutuhan gizi sesuai aktivitas harian, ternyata aktivitas ringan dan berat butuh jumlah kalori berbeda! Dalam proyek selanjutnya, kami diminta membuat menu empat sehat lima sempurna bersama keluarga. Aku sangat senang ketika berhasil menyusun menu favoritku: nasi, kangkung tumis, ikan goreng saus tomat, dan air putih. Sederhana, tapi bergizi lengkap.

Teknik menyampaikan pembelajaran dengan kreatif, aku membuat poster tentang sistem pencernaan manusia di aplikasi Canva. Warnanya cerah dan desainnya menarik. Pak Suhardin memuji hasil kerja kami! Tak berhenti sampai di situ, kami juga belajar mengenali zat aditif dalam makanan di kantin sekolah. Saat membaca label biskuit sely keju, aku menemukan berbagai kode bahan tambahan makanan. Sekarang aku jadi lebih teliti sebelum membeli camilan.

Akhirnya, sebagai rangkuman, kami menggambar organ pencernaan manusia, membuat catatan refleksi bertema “Makananku adalah tubuhku sendiri”, dan mengikuti formatih (formatif interaktif) lewat HP masing-masing. Semua terasa menyenangkan karena Pak Suhardin membimbing kami dengan sabar, bahkan lewat blog pribadinya: “suhardin.my.id”.

Pelajaran ini mengubah cara pandangku. Aku jadi lebih menghargai makanan, memahami tubuhku, dan peduli terhadap kesehatanku sendiri. Terima kasih, Pak Suhardin, telah membuka mataku melalui pelajaran IPA yang luar biasa ini.



9. NUR MARYANA
    "Belajar Pencernaan, Mengenal Diriku Lebih Dalam"*

Namaku Nur Mayana, siswa kelas 8.1 SMP 17 Kendari. Hari-hariku sebagai pelajar biasa-biasa saja, sampai suatu hari pelajaran IPA bersama Pak Suhardin mengubah cara pandangku terhadap makanan dan tubuhku sendiri.

Semua dimulai dari megingat menu makananku di rumah. Setiap pagi, Mama selalu menyiapkan nasi, ikan goreng, dan susu. Siangnya, aku makan nasi, telur goreng, dan air putih, dan malam harinya, makan malam bersama keluarga dengan nasi, sayur kangkung, ikan goreng, dan air putih. Dulu aku makan hanya karena lapar, tanpa tahu apa yang terjadi dalam tubuh setelahnya.

Sampai akhirnya, di kelas IPA, kami menonton video pembelajaran tentang Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Video itu membuka pikiranku. Aku jadi tahu bahwa makan tidak boleh terburu-buru, karena makanan kita harus dikunyah di rongga mulut dan bercampur dengan air liur, supaya lebih mudah dicerna.

Dari sana, aku mulai mengidentifikasi organ-organ pencernaan dan fungsinya:

* Mulut, tempat pertama makanan masuk
* Kerongkongan, sebagai jalan makanan
* Lambung, tempat mencerna dengan enzim
* Usus halus, tempat penyerapan sari makanan
* Usus besar, tempat pembentukan feses
* Rektum dan anus, tempat pengeluaran sisa makanan

Yang paling menarik bagiku adalah enzim pencernaan, terutama enzim pepsin, yang mengubah protein menjadi asam amino, bahan penting untuk membangun tubuh kita. Aku mulai mengingat bahwa makanan bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang zat-zat penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Pak Suhardin juga mengajarkan kami bagaimana menghitung kebutuhan gizi berdasarkan aktivitas sehari-hari. Di rumah, aku dan keluargaku mencoba membuat menu makanan 4 sehat 5 sempurna: nasi, ikan goreng, sayur, tahu, telur, dan tentu saja air putih. Rasanya menyenangkan makan bersama sambil tahu bahwa makanan itu baik untuk tubuh kami.

Kami juga diajak membuat poster sarapan sehat di aplikasi Canva. Aku membuat poster tentang sarapan pagi favoritku, lalu membagikannya di grup kelas. Tidak hanya itu, kami belajar mengenal zat adiktif dari kemasan makanan, seperti roti coklat yang dijual di kantin sekolah. Sejak itu, aku mulai berhati-hati memilih jajanan.

Untuk rangkuman, kami menggambar organ pencernaan manusia dan membuat catatan dari orang tua dengan topik:"Makananku adalah tubuhku sendiri."Pesan dari Mama dalam catatan itu membuatku terharu: "Jaga makananmu, karena dari situlah tubuhmu dibentuk. Sehatmu dimulai dari piringmu."

Sebagai penutup pembelajaran, kami mengikuti formatif melalui aplikasi di handphone kami sendiri. Dan yang paling keren, *Pak Suhardin membagikan video pembelajaran di blog beliau: "Suhardin my id". Beliau bukan hanya guru, tapi inspirasi bagi kami semua.

Penutup

Pelajaran IPA tentang sistem pencernaan bukan hanya membuatku tahu tentang organ dalam tubuhku, tapi juga mengubah cara pandangku tentang makanan, hidup sehat, dan pentingnya ilmu pengetahuan.
Saya jadi sadar, tubuh ini adalah titipan yang harus kujaga. Dan semua itu, dimulai dari apa yang aku makan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

10. MUHAMMAD BINTANG - Perjalanan Seru Belajar IPA Bersama Pak Suhardin

Namaku Muh Bintang, siswa kelas 8.1 di SMP 17 Kendari. Pelajaran IPA minggu ini terasa berbeda dan menyenangkan, apalagi karena dibimbing langsung oleh guru favorit kami, Pak Suhardin.

Semua dimulai dari hal yang paling dekat dengan hidupku: makanan di rumah. Aku mulai memperhatikan apa yang kumakan setiap hari. Pagi hari biasanya aku hanya minum air putih. Siang, Ibu masak nasi, telur, dan ikan goreng. Malamnya kami makan nasi dan ikan lagi, ditemani buah pisang dan air putih. Awalnya aku pikir itu sudah cukup... tapi ternyata, perjalanan belajarku membuka mata lebih lebar lagi.

Saat di kelas, Pak Suhardin memutar video menarik tentang Si Udin dan 8 Keunikan Saluran Pencernaan. Dari video itu, aku jadi penasaran. Ternyata tubuh manusia itu luar biasa! Aku mulai mengenal nama-nama organ dalam tubuh yang bekerja setiap kali aku makan mulut, kerongkongan, hati, lambung, pankreas, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.

Kami pun diajak untuk mengidentifikasi fungsi setiap organ. Di sinilah aku baru tahu, ternyata setiap bagian punya tugas penting. Mulut mengunyah, lambung menghancurkan makanan, usus menyerap gizi... dan ada satu yang membuatku tercengang: enzim pepsin di lambung yang berfungsi membunuh kuman dari makanan!

Setelah itu, Pak Suhardin menjelaskan tentang zat-zat gizi seperti karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta bagaimana tubuh membutuhkannya dalam jumlah yang tepat, tergantung aktivitas kita sehari-hari. Aku jadi ingin menghitung kandungan gizi dari makananku sendiri.Tidak hanya teori, saya juga praktek membuat menu 4 sehat 5 sempurna bersama kakak di rumah. Kami memasak nasi, sayur, ayam, pisang, dan tentu saja air putih. Rasanya? Enak dan lebih sehat!

Saat di sekolah, kami juga membuat poster “Sarapan Pagiku” di Canva, dan memeriksa kemasan makanan di kantin untuk mengenal zat aditif seperti pengawet atau pewarna dalam biskuit, susu, dan snack kentang. Agar pelajaran lebih seru, kami menggambar organ pencernaan sebagai rangkuman, dan membuat catatan untuk orang tua dengan tema “Makananku adalah tubuhku sendiri”. Itu jadi pengingat bahwa apapun yang aku makan, akan memengaruhi tubuhku.

Akhirnya, kami mengikuti formatif melalui HP masing-masing, dan pelajaran ditutup oleh Pak Suhardin lewat blog kerennya: “suhardin.my.id”. Di sana, kami bisa membaca kembali semua materi dan bahkan komentar semangat dari teman-teman satu kelas.

Pelajaran IPA kali ini bukan cuma tentang hafalan organ atau zat makanan, tapi tentang hidupku sendiri. Tentang bagaimana tubuhku bekerja keras, dan aku harus menjaganya.Aku jadi lebih semangat belajar, bukan karena disuruh... tapi karena aku ingin tahu,.




11. SITI NUR ZIFHA - Perjalanan Seru Belajar IPA Bersama Pak Suhardin

Namaku Siti Nur Zifha, siswi kelas 8.1 SMP 17 Kendari. Hari-hariku sebagai pelajar penuh dengan cerita menarik, terutama saat kami mempelajari sistem pencernaan manusia bersama guru IPA favoritku, Pak Suhardin. Perjalanan belajar ini bukan hanya soal menghafal, tapi membuatku benar-benar sadar bahwa ilmu itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Mengingat Menu Makan Sehari-hari

Semua bermula ketika Pak Suhardin meminta kami mencatat menu makan kami sehari-hari. Aku pun mengingat-ingat:

* Pagi: Nasi goreng, telur, nugget, dan air putih
* Siang: Pentol dan es teh
* Malam: Nasi, nugget, dan air putih

Ternyata, makanan yang biasa aku makan sangat berpengaruh terhadap bagaimana tubuhku bekerja. Ini membuatku penasaran: bagaimana sebenarnya makanan itu diproses di dalam tubuh?

Menonton Video Si Udin dan Delapan Keunikan Saluran Pencernaan

Pak Suhardin memutar sebuah video lucu dan informatif tentang Si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari situ, aku jadi tahu urutannya: rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, hingga anus. Ternyata tubuh kita punya sistem kerja yang hebat dan sangat rapi!

Mengidentifikasi Organ Pencernaan

Kami diajak mengidentifikasi organ-organ pencernaan, dan aku mulai bisa mengenali:

* Mulut
* Kerongkongan (esofagus)
* Lambung
* Usus halus
* Usus besar
* Rektum
* Anus

Setiap bagian punya fungsi penting. Dan aku berpikir, "Wah, ternyata tubuhku bekerja keras setiap hari hanya untuk memproses makanan yang aku makan."

Enzim yang Aku Ingat: Pepsin. Ketika belajar tentang enzim, satu yang paling aku ingat adalah enzim pepsin. Pak Suhardin menjelaskan bahwa pepsin membantu mengubah protein menjadi asam amino, yang sangat dibutuhkan tubuh. Jadi, telur dan nugget yang aku makan di pagi hari ternyata diolah oleh enzim pepsin!

Menghitung Kandungan Gizi

Pelajaran semakin seru ketika kami menghitung kandungan zat gizi dalam makanan. Pak Suhardin mengajarkan bahwa gizi harus disesuaikan dengan aktivitas kita. Misalnya, kalau aku habis olahraga, aku butuh lebih banyak karbohidrat dan protein.

Membuat Menu 4 Sehat 5 Sempurna Bersama Mama

Di rumah, aku dan Mama membuat menu 4 sehat 5 sempurna. Nasi goreng, nugget, tempe, dan susu putih. Rasanya enak dan sekarang aku tahu bahwa makanan ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang seimbang!

Membuat Poster di Canva. Pak Suhardin juga mengajarkan kami cara membuat poster edukasi di aplikasi Canva. Aku membuat poster tentang sistem pencernaan lengkap dengan ilustrasi. Ternyata belajar IPA juga bisa kreatif dan menyenangkan!

Memahami Zat Aditif dari Makanan Kemasan. Di kantin sekolah, aku membeli susu Milk, lalu membaca kemasannya. Ternyata ada zat aditif seperti pengawet dan perasa. Pak Suhardin menjelaskan bahwa tidak semua zat aditif itu buruk, asalkan dikonsumsi dengan bijak.

Menggambar Organ Pencernaan. Sebagai rangkuman, kami diminta menggambar organ pencernaan manusia. Aku menggambarnya dengan hati-hati: dari mulut hingga anus. Saat selesai, aku merasa bangga. Sekarang aku bisa menjelaskan bagaimana makanan itu berjalan dalam tubuhku.

Catatan Orang Tua: “Makananku adalah Tubuhku. Bersama Mama dan Papa, aku membuat catatan bertopik “Makananku adalah Tubuhku”. Aku menuliskan bahwa makanan yang masuk ke dalam tubuh akan menentukan kesehatanku. Jadi, aku harus makan dengan bijak.

Mengikuti Formatif di Handphone Sendiri.Di akhir pembelajaran, Pak Suhardin memberi kuis formatif melalui aplikasi di handphone. Aku mengerjakannya dengan semangat. Hasilnya? Alhamdulillah, aku mendapat nilai yang memuaskan!

Belajar Lewat Blog “Suhardin my id” Ada yang paling berkesan yakni saat Pak Suhardin memperkenalkan *blog-nya: “Suhardin My ID”*. Di sana banyak materi dan video menarik. Aku sering membacanya di rumah untuk mengulang pelajaran. Belajar jadi mudah dan menyenangkan!


Penutup

Belajar tentang sistem pencernaan bersama Pak Suhardin bukan hanya membuatku paham ilmu IPA, tapi juga menyadarkan aku bahwa apa yang kita makan akan menentukan siapa kita nanti. Terima kasih, Pak Suhardin, atas ilmu dan semangat belajar yang Bapak tanamkan.

Saya, Siti Nur Zifha, siap menjadi pelajar yang sehat, cerdas, dan bersemangat!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

12. WULANDARI - “Perjalanan Pencernaanku, Semangat Belajarku!”

Namaku Wulandari, siswa kelas 8.1 di SMP Negeri 17 Kendari. Aku ingin berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana pelajaran IPA, khususnya materi sistem pencernaan manusia, membangkitkan semangat belajarku—bersama guru kami yang luar biasa, Pak Suhardin.

Semua bermula dari kebiasaanku makan di rumah. Pagi hari, ibuku selalu menyiapkan nasi goreng dan air putih. Siang hari, aku makan nasi, telur, mie goreng, dan air putih. Sedangkan malam hari, menunya lebih lengkap: nasi, ikan, sayur bayam kelor, dan air putih. Aku belum sadar betapa pentingnya semua makanan itu... sampai suatu hari, Pak Suhardin memulai pelajaran tentang sistem pencernaan manusia.

Pak Suhardin memutar sebuah video pembelajaran tentang "Si Udin dan 8 Keunikan Saluran Pencernaan". Aku terpesona! Ternyata, di dalam tubuhku ada banyak organ yang bekerja keras setiap kali aku makan. Aku jadi tahu *bagaimana organ dalam manusia saling bekerja sama seperti tim sepak bola yang hebat!

Aku mulai mengenal organ-organ pencernaan: Mulut sebagai gerbang masuk makanan. Kerongkongan yang membawa makanan ke lambung. Lambung, tempat makanan dihancurkan. Hati dan pankreas,penghasil cairan pencernaan. Usus halus menyerap zat gizi. Usus besar, rektum, dan anus sebagai jalur akhir Setiap organ punya peran penting! Aku jadi lebih menghargai tubuhku.

Aku juga belajar tentang enzim pepsin, yang bukan hanya membantu mencerna makanan, tapi juga membunuh kuman yang ikut masuk. Ternyata, tubuhku punya pertahanan alami yang luar biasa!

Pak Suhardin menjelaskan bahwa makanan mengandung zat-zat penting: Karbohidrat sebagai sumber energi. Protein untuk membangun tubuh. Lemak* sebagai cadangan energi. Vitamin dan mineral* menjaga kesehatan tubuh. Aku belajar menghitung kandungan gizi berdasarkan aktivitas hariank belajar, bermain, hingga berolahraga.

Kami sekeluarga lalu mencoba membuat menu 4 sehat 5 sempurna untuk sarapan: Nasi, telur goreng, sayur campur, dan air putih.Sarapan sehat ini membuatku lebih bersemangat ke sekolah! Aku bahkan membuat poster sarapan pagi menggunakan aplikasi Canva. Seru sekali belajar sambil berkreasi! Posternya aku tempel di kamarku sebagai pengingat: "Makan sehat, hidup kuat!"

Saat ke kantin sekolah, aku mulai membaca label kemasan makanan. Ternyata roti favoritku, roti kompiang, mengandung zat aditif. Aku jadi lebih cermat dalam memilih makanan.

Sebagai rangkuman pelajaran, aku menggambar organ pencernaan manusia lengkap dengan fungsinya. Gambarku dipuji Pak Suhardin, aku sangat bangga! Cerita lainnya ketika Ibu membantuku membuat catatan bertopik:"Makananku adalah tubuhku sendiri" Kami menulis bersama tentang pentingnya memilih makanan bergizi untuk masa depan yang sehat.

Kami juga mengerjakan formatif IPA melalui aplikasi di HP masing-masing. Belajar jadi lebih fleksibel dan menyenangkan! Yang paling mengesankan lagi ketika Pak Suhardin membuat blog pembelajaran bernama "Suhardin my id".Di sana, aku bisa membaca ulang materi, melihat video, dan latihan soal. Aku merasa belajar IPA jadi seru, hidup, dan dekat dengan kehidupanku sehari-hari.

Kini aku tahu, setiap kali aku makan, tubuhku bekerja dengan cerdas dan luar biasa.Bersama Pak Suhardin, pelajaran IPA bukan hanya tentang teori, tapi tentang hidup sehat dan cerdas memilih..
Aku, Wulandari, tidak hanya belajar IPA, aku belajar mencintai tubuhku sendiri. Terima kasih, Pak Suhardin. Terima kasih, IPA. Semangatku menyala kembali!


13.ZAHRO NUR ISYA - Cerita Inspiratif: Belajar IPA Bersama Pak Suhardin

Namaku Zahro Nur Isya, siswi kelas 8.1 SMP Negeri 17 Kendari. Aku merasa beruntung bisa belajar IPA bersama Pak Suhardin, karena setiap pelajaran selalu penuh inspirasi dan membuatku semakin semangat menjaga kesehatan tubuhku.

Pertama, aku mulai dengan mengingat menu makanan sehari-hari di rumah. Saat pagi biasanya aku makan nasi, telur, sosis, nugget, dan air putih. Siang hari, aku kembali makan nasi, sosis, martabak, nugget, serta air putih. Malamnya, aku menikmati nasi, telur, ikan, dan tentu saja air putih. Dari menu itu, aku belajar bahwa setiap makanan membawa gizi yang berbeda untuk tubuhku.

Kedua, kami menonton video pembelajaran tentang Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari video itu aku jadi tahu bahwa makanan yang kita makan akan masuk ke mulut, dikunyah bersama air liur, lalu masuk ke kerongkongan menuju lambung. Di lambung, makanan diuraikan dengan enzim. Zat yang tidak diperlukan tubuh akan dibawa ke usus, menuju rektum, lalu dikeluarkan melalui anus. Rasanya luar biasa mengetahui tubuh kita bekerja begitu teratur.

Ketiga, aku mengidentifikasi organ pencernaan dan fungsinya: mulut untuk mengunyah, kerongkongan untuk menyalurkan, lambung untuk menguraikan, usus untuk menyerap, rektum untuk menyimpan, dan anus untuk mengeluarkan sisa makanan. Keempat, aku belajar tentang enzim pencernaan. Yang paling aku ingat adalah enzim pepsin yang berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.

Kelima, aku juga mempelajari kandungan zat makanan dan fungsinya. Karbohidrat memberi energi, protein membangun tubuh, lemak menyimpan cadangan energi, vitamin dan mineral menjaga kesehatan. Aku bahkan belajar menghitung gizi sesuai aktivitas yang berbeda, sehingga tahu kebutuhan tubuhku setiap hari.

Keenam, bersama ibu aku membuat menu empat sehat lima sempurna. Kami menamainya “Makanan Bergizi”. Menunya terdiri dari nasi, ayam goreng, tumis sayur, saus tomat, buah lengkeng, apel, dan air putih. Rasanya lezat dan menyehatkan! Ketujuh, aku membuat poster sarapan pagiku di aplikasi Canva. Hasilnya membuatku bangga karena bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya sarapan sehat.

Kedelapan, aku mulai memahami zat aditif dalam makanan kemasan di kantin sekolah, seperti mie instan atau kue wafer. Dari situ aku sadar bahwa tidak semua makanan praktis baik dikonsumsi setiap hari. Kesembilan, aku menggambar organ pencernaan manusia sebagai rangkuman belajar. Dari mulut hingga anus, semua organ aku gambarkan sesuai fungsinya.

Kesepuluh, aku menulis catatan untuk orang tuaku dengan tema “Makananku adalah tubuhku sendiri”. Catatan itu membuatku semakin yakin bahwa apa yang kumakan hari ini akan menentukan kesehatanku esok. Kesebelas, aku mengikuti formatif dengan aplikasi di handphone. Meski terasa menantang, aku senang karena bisa mengukur pemahamanku sendiri. Keduabelas, Pak Suhardin menutup pembelajaran dengan menuntun kami melalui blog “suhardin.my.id”. Dari sana, aku bisa membaca ulang materi dengan mudah kapan saja.

Belajar IPA kali ini bukan hanya membuatku pintar, tetapi juga memberi semangat baru. Aku menyadari bahwa tubuhku adalah hadiah dari Allah yang harus kujaga dengan baik. Makanan yang sehat, ilmu yang kupelajari, dan bimbingan guru adalah bekal untuk masa depan. Dari perjalanan belajarku, aku percaya: ilmu IPA bukan hanya tentang hafalan, tapi tentang hidup sehat dan penuh kesadaran.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

14. YUNICHE AVRILIA TAMA“Tubuhku, Ilmuku”

Namaku Yuniche Avrilia Tamma, siswi kelas 8.1 di SMP 17 Kendari. Setiap hari aku menjalani rutinitas makan seperti biasa. Pagi dengan roti pawa dan segelas susu, siang dengan ikan goreng, sayur, nasi, dan air putih, lalu malam kembali dengan nasi dan ikan goreng. Dulu, semua itu hanya terasa sebagai kebiasaan tanpa arti. Tapi semua berubah sejak aku mulai mempelajari sistem pencernaa bersama Pak Suhardin di pelajaran IPA.

Awalnya aku tidak terlalu tertarik. Tapi suatu hari, Pak Suhardin memutar sebuah video pembelajaran tentang Si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Di situlah aku mulai penasaran. Dari video itu, aku belajar bahwa tubuhku ternyata bekerja seperti mesin yang hebat dengan saluran pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, sampai anus. Aku juga jadi tahu pentingnya aturan saat makan: duduk tenang, mengunyah pelan, dan tidak terburu-buru.

Pelajaran semakin menarik ketika kami belajar tentang enzim-enzim pencernaan. Kata “enzim kimiawi” yang dulu asing, kini terasa akrab. Aku mulai bertanya-tanya: “Apa yang terjadi pada makanan yang aku makan? Ke mana saja dia pergi dalam tubuhku?” Pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuatku semakin semangat.

Suatu hari, aku dan mama membuat menu makan 4 sehat 5 sempurna. Kami memasak ayam, tempe orek, nasi, dan susu. Kali ini, aku tidak hanya makan — aku juga menghitung kandungan gizi dan menyesuaikannya dengan aktivitas harianku. Aku jadi tahu fungsi dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk tubuh.

Kami juga membuat poster sarapan sehat menggunakan aplikasi Canva. Aku bangga dengan hasilnya, karena itu adalah rangkuman dari apa yang kupelajari. Tidak hanya itu, aku juga mulai memperhatikan zat aditif dari makanan kemasan di kantin, seperti yang ada di kotak susu.

Puncaknya adalah saat aku menggambar organ pencernaan manusia sendiri, lengkap dari mulut hingga anus, sebagai rangkuman belajarku. Lalu, aku membuat catatan penting: “Makanan yang masuk ke dalam tubuhku, akan menjadi bagian dari diriku.” Kata-kata itu membuatku sadar, betapa pentingnya menjaga apa yang aku makan.

Belajar jadi makin seru karena Pak Suhardin juga menuntun kami melalui blog pribadinya “suhardin.my.id”. Di sana, aku bisa membaca ulang materi, mencoba soal formatif dari handphone sendiri, dan makin memahami tubuhku dengan cara yang menyenangkan.

 Penutup

Sekarang, setiap kali aku melihat piring makanku, aku tak lagi menganggap itu hal biasa. Aku melihatnya sebagai awal dari sebuah proses ilmiah yang luar biasa di dalam tubuh. Terima kasih Pak Suhardin, karena telah mengubah cara pandangku terhadap ilmu. Dan terima kasih IPA, karena kini aku bisa lebih mengenal diriku sendiri dari dalam.


15. ANISA ABUNAWAS

      Perjalanan Belajar Sistem Pencernaan Bersama Pak Suhardin

Pada suatu pagi yang cerah, aku, Anisa Abunawas, seorang siswa kelas VIII.1 SMP 17 Kendari, sedang duduk dengan santai sambil menikmati sarapan sederhana. Sebagai anak yang selalu lapar ilmu, pagi itu aku teringat menu makanan yang sering aku konsumsi setiap hari. Untuk sarapan, aku selalu makan roti tawar dengan segelas air putih. Saat siang hari, aku biasanya menikmati pentol goreng dan es teh yang segar. Dan di malam hari, nasi, ikan goreng, dan telur goreng menjadi menu yang tak pernah terlupakan. Setiap makanan ini memberikan banyak energi bagi tubuhku, tapi... pernahkah aku berpikir tentang bagaimana makanan ini dicerna dan diproses dalam tubuh?

Saat di kelas, Pak Suhardin, guru IPA yang sangat sabar dan bersemangat, memberikan pembelajaran tentang sistem pencernaan manusia. Pembelajaran hari itu sangat menarik, apalagi setelah menonton video pembelajaran yang memperkenalkan sosok Si Udin yang lucu dan cerdas. Melalui video itu, aku jadi paham tentang keunikan saluran pencernaan, terutama rongga mulut, tempat dimulainya semua proses pencernaan. Aku mulai menyadari betapa pentingnya mulut sebagai pintu masuk makanan ke dalam tubuh kita.

Setelah menonton video, Pak Suhardin meminta kami untuk mengidentifikasi organ-organ pencernaan manusia dan fungsi masing-masing. Di sinilah aku mulai belajar banyak! Ternyata ada beberapa organ utama yang bekerja sama untuk mencerna makanan, yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan anus. Masing-masing organ ini memiliki peran penting dalam proses pencernaan yang sangat rumit, namun mengagumkan. Mulut berfungsi untuk menghancurkan makanan dengan gigi dan mencampurnya dengan air liur, yang mengandung enzim untuk memulai pencernaan.

Aku pun diajak untuk lebih mendalami enzim-enzim pencernaan yang terlibat. Salah satu yang paling aku ingat adalah enzim pepsin, yang ditemukan di lambung dan berfungsi untuk mencerna protein. Sungguh menakjubkan bagaimana tubuh kita punya "senjata" alami untuk mengolah makanan dengan sangat efisien.

Pak Suhardin juga mengajarkan kami tentang kandungan zat makanan yang ada dalam makanan yang kita konsumsi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Aku jadi lebih paham tentang pentingnya makan makanan yang seimbang sesuai dengan aktivitas kita. Menghitung kandungan gizi dari setiap makanan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Misalnya, nasi goreng yang aku makan di pagi hari memberikan energi dari karbohidrat, sedangkan telur goreng menyediakan protein yang dibutuhkan oleh tubuhku.

Suatu hari, Pak Suhardin mengajak kami untuk membuat menu sarapan pagi 4 sehat 5 sempurna bersama kakak. Aku pun memutuskan untuk membuat nasi goreng, telur goreng, mie goreng, dan segelas air putih. Itu menjadi sarapan yang tidak hanya enak, tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi untuk memulai hari dengan penuh energi.

Tak berhenti di situ, kami juga diminta untuk membuat poster sarapan pagi yang sehat menggunakan aplikasi Canva. Aku merasa bangga dengan poster yang kubuat karena itu adalah cara aku menyampaikan pentingnya sarapan yang sehat bagi tubuh.

Ketika di kantin sekolah, aku mulai lebih berhati-hati memilih makanan, terutama tentang zat aditif yang ada dalam kemasan makanan. Salah satu contoh yang aku pelajari adalah susu yang mengandung zat tambahan untuk mempertahankan rasa dan kualitasnya. Mengetahui hal ini membuatku lebih cermat memilih makanan yang lebih sehat dan alami.

Sebagai rangkuman dari semua pembelajaran ini, Pak Suhardin meminta kami untuk menggambar organ pencernaan manusia. Aku mulai menggambar dengan cermat, memperhatikan setiap detail organ, dari mulut hingga anus. Itu adalah cara yang sangat menyenangkan untuk mengingat semua hal yang telah dipelajari.

Kemudian, Pak Suhardin meminta kami untuk menulis catatan untuk orang tua bertopik "Makanan Ku Adalah Tubuh Ku Sendiri". Aku menulis dengan penuh perasaan, berbagi dengan orang tua betapa pentingnya memilih makanan yang sehat untuk menjaga tubuh tetap bugar dan kuat.

Pada akhirnya, kami mengikuti ujian formatif menggunakan aplikasi di handphone masing-masing. Aku merasa lebih percaya diri karena telah mempersiapkan diri dengan baik melalui berbagai kegiatan belajar yang seru dan menyenangkan.

Pak Suhardin menutup pelajaran hari itu dengan membaca blog pribadinya, “Suhardin My ID”, yang berisi banyak informasi menarik seputar dunia pendidikan dan tips belajar yang bermanfaat. Aku merasa sangat terinspirasi oleh pembelajaran kali ini. Tidak hanya menguasai materi, tetapi aku juga merasa semakin memahami bagaimana makanan yang aku konsumsi benar-benar memengaruhi tubuhku.

Sejak hari itu, aku semakin sadar untuk menjaga pola makan yang sehat, karena aku tahu, tubuhku adalah cerminan dari apa yang aku makan. Pembelajaran ini benar-benar mengubah cara pandangku terhadap makanan dan tubuhku. Terima kasih, Pak Suhardin, untuk inspirasi dan semangat yang diberikan!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

16. AZZAHRA PUTRI MARYANTI

      Dari Piring ke Pelajaran: Perjalanan Azzahra Menemukan Makna Makan”

Namaku Azzahra Putri Mariyanti, siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 17 Kendari. Aku tidak pernah menyangka bahwa pelajaran IPA, khususnya tentang sistem pencernaan manusia, bisa begitu mengubah cara pandangku bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang tubuhku sendiri.

Semuanya berawal dari hal sederhana: menu makananku sehari-hari.
Setiap pagi aku biasanya makan nasi goreng, telur, nugget, dan minum air putih. Siang hari, aku sering membeli pentol dan es teh di kantin. Malamnya, kembali makan nasi, nugget, dan air putih. Tapi dulu, aku tidak pernah benar-benar berpikir ke mana semua makanan itu pergi setelah ditelan?

Sampai akhirnya, Pak Suhardin memperlihatkan video pembelajaran tentang Si Udin dan delapan keunikan saluran pencernaan. Dari situ aku mulai menyadari bahwa di dalam tubuhku ada sistem luar biasa dimulai dari rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung... wow, ternyata tubuhku seperti mesin hebat!

Kami pun belajar mengidentifikasi organ-organ pencernaan: mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, hingga anus. Dan di situlah aku mulai sadar bahwa tubuh ini bekerja keras setiap hari, hanya untuk mengubah makanan menjadi energi. Pelajaran makin seru saat kami mempelajari enzim pencernaan. Yang paling aku ingat adalah enzim pepsin yang bisa mengubah protein menjadi asam amino. Aku mulai penasaran: dari semua yang kumakan, zat mana yang bermanfaat untuk tubuhku? Lalu kami belajar menghitung kandungan zat gizi sesuai aktivitas harian. Baru deh terasa... ternyata makanan itu bukan sekadar enak, tapi juga harus seimbang.

Suatu hari, aku dan mama membuat menu 4 sehat 5 sempurna: nasi goreng, nugget, tempe, dan susu putih. Masak bareng mama jadi momen yang menyenangkan, apalagi karena aku bisa menjelaskan kenapa makanan itu sehat. Mama tersenyum bangga.

Kami juga diminta membuat poster sarapan di aplikasi Canva. Aku menuangkan semua pengetahuanku ke dalam gambar penuh warna. Di kantin sekolah, aku belajar mengenali zat aditif dari makanan kemasan, seperti susu milk, dan mulai lebih hati-hati saat membeli camilan.

Sebagai rangkuman, aku menggambar sendiri organ pencernaan manusia. Itu bukan sekadar tugas, tapi seperti merangkum perjalanan luar biasa yang aku alami  dari makanan di meja makan, hingga ilmu di ruang kelas. Kami juga menulis catatan orang tua dengan tema “Makananku adalah tubuhku sendiri.” Waktu menulis itu, aku terdiam lama. Aku mulai memahami bahwa makanan bukan cuma untuk kenyang, tapi juga untuk membentuk siapa aku nantinya  kuat, sehat, dan cerdas.

Semua proses ini ditutup dengan formatif lewat aplikasi HP sendiri. Belajarnya fleksibel tapi tetap menantang. Pak Suhardin pun terus membimbing lewat blog-nya "Suhardin my id" yang bisa diakses kapan saja. Kini, setiap kali aku makan, aku tak lagi asal mengunyah. Aku menghargai proses di dalam tubuhku, dan pelajaran IPA bukan lagi sekadar hafalan. Ia adalah cermin dari kehidupan sehari-hari.

Terima kasih Pak Suhardin. Terima kasih tubuhku. Terima kasih ilmu IPA.


17. ANANDA - Perjalanan di Dalam Tubuh: Petualangan Hebat dengan Pak Suhardin

Aku, Ananda, siswa kelas 8.1, duduk di meja belajar sambil mengingat menu makan hari itu: nasi goreng dan telur di pagi hari, nasi dengan ikan dan kangkung tumis di siang hari, dan mie instan dengan telur rebus di malam hari. Di sampingku, buku IPA terbuka menampilkan gambar-gambar yang sudah familiar.

Pak Suhardin, guru IPA kami, punya cara mengajar yang luar biasa. Suaranya yang tenang selalu membuat kami penasaran. "Anak-anak," katanya suatu pagi di kelas, "apa kalian pernah berpikir, apa yang terjadi pada makanan yang kalian makan?"

Kami semua terdiam. Pak Suhardin lalu memutarkan video animasi tentang petualangan Udin dan delapan keunikan saluran pencernaannya. Aku terpukau melihat bagaimana makanan yang kita makan dihancurkan, diolah, dan diserap. Aku baru tahu, ternyata penyerapan nutrisi paling banyak itu ada di usus halus! Bagian yang kecil tapi punya peran besar, seperti pahlawan yang bekerja di balik layar.

Setelah menonton video, kami diminta untuk mengidentifikasi organ-organ pencernaan. Aku menyebutkan satu per satu: mulut, kerongkongan, lambung, usus, rektum, dan anus. Rasanya seperti menyusun puzzle yang rumit, dan akhirnya aku mengerti urutan kerjanya. Kami juga belajar tentang enzim-enzim yang membantu proses itu. Aku paling ingat nama pepsin, si pemecah protein yang bekerja di lambung.

Aku jadi berpikir, makanan yang kumakan itu ternyata punya peran penting. Nasi goreng di pagi hari memberiku karbohidrat sebagai energi. Ikan dan telur memberiku protein untuk pertumbuhan. Kangkung memberiku vitamin dan mineral agar tubuhku sehat. Aku jadi sadar, setiap makanan punya fungsi masing-masing, persis seperti para pemain di tim sepak bola yang punya posisinya sendiri.

Belajar dengan Pak Suhardin juga membuatku lebih menghargai makanan. Kami diminta membuat poster tentang menu 4 sehat 5 sempurna di aplikasi Canva. Aku memilih menu favoritku: nasi, kangkung, ikan goreng saus tomat, dan air putih. Sambil mendesain, aku menyadari bahwa makan sehat itu tidak harus mahal atau rumit. Cukup dengan menu sederhana, kita bisa memberikan nutrisi terbaik untuk tubuh.

Suatu hari, Pak Suhardin mengajak kami melakukan investigasi kecil. Kami mengambil biskuit Sely keju dari kantin. Kami harus membaca label kemasannya dan mengidentifikasi zat aditif di dalamnya. Aku jadi lebih berhati-hati saat membeli makanan di luar. Tidak semua yang terlihat enak itu baik untuk tubuh kita.

Sebagai rangkuman, kami semua menggambar organ pencernaan manusia. Aku menggambar setiap detailnya dengan teliti, dari mulut hingga anus. Proses menggambar itu membuatku benar-benar memahami setiap bagian dan fungsinya. Kemudian, Pak Suhardin meminta kami membuat catatan harian dengan judul yang sangat mengena di hatiku: "Makananku adalah Tubuhku Sendiri". Kalimat itu menancap kuat, mengingatkanku bahwa apa pun yang kumasukkan ke dalam tubuh akan memengaruhi kesehatanku.

Belajar IPA bersama Pak Suhardin terasa sangat modern dan menyenangkan. Kami menggunakan aplikasi di HP untuk formatif, dan kami juga bisa mengakses materi pelajaran di blognya, "Suhardin my id". Pak Suhardin selalu menuntun kami dengan cara yang tidak biasa, membuat pelajaran IPA jadi petualangan yang seru.

Aku jadi sadar, pelajaran IPA bukan hanya tentang teori. Ini tentang kehidupan kita sendiri. Cerita tentang pencernaan, enzim, dan nutrisi adalah kisah tentang bagaimana kita bisa menjaga tubuh kita agar tetap kuat dan sehat. Terima kasih, Pak Suhardin, karena telah mengajarkan kami bahwa ilmu yang paling penting adalah ilmu untuk memahami dan merawat diri sendiri.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

18. MUHAMMAD ADRIANSYAH 

      Perjalanan Menakjubkan Bersama Pak Suhardin: Memahami Pencernaan Manusia

Di sebuah pagi yang cerah di SMP 17 Kendari, seorang siswa kelas 8.1, Muhammad Adriansyah, bersiap untuk memulai pelajaran IPA yang akan mengubah cara pandangnya tentang tubuh manusia. Hari itu, Pak Suhardin, guru IPA yang terkenal sabar dan penuh semangat, akan membawa mereka dalam perjalanan panjang melalui sistem pencernaan.

Sebelum pelajaran dimulai, Pak Suhardin meminta seluruh siswa untuk menyebutkan menu makanan yang biasa mereka makan setiap hari. Adriansyah teringat dengan jelas apa yang biasanya ia makan: pagi dengan nasi goreng, telur goreng, dan air putih. Siang hari, ada nugget, sosis, tempe, dan es teh. Malam harinya, ia menikmati nasi, patin tumis, ikan goreng, sambal, dan air putih. “Makanan yang kita makan sehari-hari adalah bahan bakar untuk tubuh kita,” kata Pak Suhardin dengan senyuman.

Pak Suhardin kemudian meminta mereka untuk berpikir: Bagaimana makanan itu bisa masuk dan diserap oleh tubuh kita? Dari sini, pelajaran tentang pencernaan dimulai. Pak Suhardin memutar video tentang proses pencernaan. Adriansyah terkesima melihat bagaimana makanan yang ia makan bisa berubah menjadi energi. Di video itu, ia belajar bahwa ketika makanan masuk ke tenggorokan, ia menjadi bulat dan disebut bolus. Di sinilah, proses pencernaan dimulai: makanan akan terus bergerak melalui kerongkongan menuju lambung, lalu masuk ke usus halus untuk proses penyerapan. "Ini seperti perjalanan panjang dari makanan ke energi tubuh!" pikir Adriansyah.

Setelah menonton video, Pak Suhardin memberikan tugas untuk mengidentifikasi organ-organ pencernaan yang terlibat dalam proses tersebut. Adriansyah mencatat dengan penuh perhatian: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Dia mulai berpikir, “Setiap organ memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan tubuh kita mendapatkan zat yang dibutuhkan.” Pak Suhardin menjelaskan dengan rinci, dan Adriansyah pun semakin paham akan fungsinya.

Kemudian, Pak Suhardin mengenalkan mereka pada enzim-enzim yang terlibat dalam pencernaan. “Salah satu enzim yang paling penting adalah pepsin, yang bekerja di lambung untuk memecah protein dalam makanan,” kata Pak Suhardin. Adriansyah mencatatnya di buku catatannya dan berusaha mengingat nama-nama enzim lainnya. “Pepsin adalah teman baik lambung,” gumamnya.

Pak Suhardin menantang siswa-siswanya untuk mengidentifikasi kandungan gizi dari makanan yang mereka makan setiap hari. Adriansyah lalu memikirkan bagaimana setiap makanan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang memiliki fungsi penting untuk tubuh. Ia sadar bahwa karbohidrat memberi energi, protein membangun otot, lemak menyimpan energi, vitamin dan mineral menjaga kesehatan tubuh. “Jadi, makanan bukan hanya untuk kenyang, tapi juga untuk mendukung aktivitas kita sehari-hari,” pikirnya.

Pak Suhardin kemudian meminta mereka untuk membuat menu sehat bersama keluarga. Adriansyah bersama ibunya membuat menu "4 Sehat 5 Sempurna" yang terdiri dari Gaisuno (sayuran), tahu tempe oseng (protein), nasi (karbohidrat), dan buah-buahan sebagai sumber vitamin. Menu ini sangat sederhana, tapi sangat bergizi! “Aku jadi tahu betapa pentingnya makan dengan seimbang,” katanya dengan bangga.

Tugas berikutnya adalah membuat poster sarapan pagi menggunakan aplikasi Canva. Adriansyah memilih gambar telur, roti, dan susu sebagai menu sarapannya. “Sarapan itu penting agar tubuh kita punya energi untuk belajar!” ujar Adriansyah sambil mendesain poster. Poster ini menjadi pengingat bagi dirinya dan teman-temannya betapa pentingnya sarapan setiap pagi.

Dalam pelajaran selanjutnya, Pak Suhardin menjelaskan tentang zat adiktif yang ada dalam beberapa makanan kantin sekolah. Adriansyah mendengarkan dengan serius saat Pak Suhardin memberikan contoh Coto Makassar dan Mi Goreng rasa Coto Makassar yang mengandung bahan kimia berbahaya jika dikonsumsi terlalu sering. “Aku jadi lebih berhati-hati dalam memilih makanan,” ujar Adriansyah.

Sebagai rangkuman pembelajaran, Pak Suhardin meminta mereka menggambar organ pencernaan manusia. Adriansyah menggambar dengan teliti, menandai setiap organ dengan nama yang benar. Gambar itu membuatnya merasa lebih dekat dengan tubuh manusia dan pencernaannya. "Sekarang aku paham bagaimana tubuh kita bekerja dengan sangat terorganisir," pikirnya.

Pak Suhardin juga menugaskan siswa-siswanya untuk menulis catatan orasi dengan topik "Makan Ku Adalah Tubuhku Sendiri". Adriansyah menulis dengan semangat: “Apa yang kita makan menentukan bagaimana tubuh kita berfungsi. Makanan yang sehat akan membuat kita lebih kuat dan lebih bugar!”

Setelah banyak belajar, Pak Suhardin memberikan ujian formatif melalui aplikasi di ponsel mereka. Adriansyah merasa lebih siap daripada sebelumnya. Ia dengan percaya diri menjawab soal-soal tentang sistem pencernaan, enzim, dan kandungan gizi makanan.

Pelajaran pun ditutup dengan Pak Suhardin membagikan link blog "Suhardin my id", di mana mereka bisa membaca lebih banyak tentang pencernaan dan menjaga kesehatan tubuh. “Pelajaran ini tidak akan selesai di sini, karena kalian bisa terus belajar kapan saja,” kata Pak Suhardin.

Adriansyah merasa sangat puas dan bersemangat setelah pelajaran hari itu. Ia merasa lebih peduli terhadap apa yang ia makan dan bagaimana tubuhnya bekerja. Belajar tentang pencernaan tidak hanya membuka matanya, tetapi juga menginspirasi dirinya untuk menjaga kesehatan dengan lebih baik. Sebuah pelajaran berharga yang ia bawa dalam kehidupannya sehari-hari.

Begitulah kisah inspiratif Muhammad Adriansyah bersama Pak Suhardin dalam belajar tentang sistem pencernaan! Semoga bisa memberi semangat dan gambaran tentang bagaimana proses belajar bisa sangat menyenangkan dan bermanfaat.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERITA INSPIRATIF - MENU MAKANAN BUATANKU DIKELAS MOMAHE

  1. DZAKI ALFAUZAN       Makananku adalah Aku: Kisah Semangat Belajar IPA Bersama Pak Suhardin Namaku Dzaky Alfauzan. Aku siswa kelas 8 di ...