Jumat, 13 Januari 2017

BULETIN SEVENTEEN : PUISI TENTANG SEMUT MERAH



MENGINTIP ULAH SEMUT MERAH
Oleh Suhardin

Meniti Jalan gelap
Menuntun kaki dan antena menjadi arak-arakan
Menyisir kapiler liang-liang sempit
Membuat geng penguasa lahan tumpukan tanah

Mereka para pekerja tangguh
Membagi tugas untuk sejahtera
Mengambil yang kering menumbuhkan benih
Maraih yang kotor menjadi rebutan rambut akar
Mengoyak yang keras menjadi gembur
Membalik dari atas menjadi di bawah
Menaikkan yang tertindis ke atas tanah
Menarik bangkai
Mengubur tulang belulang
Meraih tinja binatang jalang
Mencabik
Mengoyak
Menjadi lahan garapan
Mencegah hamparan mejadi kritis
Membuat sampah menjadi lumbung

Memimpin menjadi Induk yang tau haknya
Menunaikan kewajiban tanpa pamrih dan pilih
Menjaga, membuat sejahtera
Memangku tanpa menindas
Memahami itu penting
Menghilang satu,  runyam semua
Mengaturnya dengan aturan
Membagi jatah dengan adil

Menggigit pengganggu
Menyerang perusuh
Membentengi Sang Ratu
Menjaga keutuhan
Membentang kuasa bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERDIFERENSIASI DI UJUNG TELUK

  Usai paparan materi, baru diri tersadar akan sebuah hal. Sekolah ini pernah menjadi jalan dalam menyusun skripsi dua puluh lima tahun lalu...