Seorang Anak datang kepada saya dengan wajah yang sedih. Raut wajahnya kusam dengan mata memerah. Mungkin melihat saya lagi santai setelah mengajar. Dia mendekati dengan salam yang sangat terbatah-batah. Banyak cerita yang terlantun dengan lirik yang menyentuh hati saya. Penderitaannya begitu dalam akan penghinaan dan penghiatan seseorang yang sangat dia kasihi. Menurutnya ambisi, ego dan penindasan dari orang itu telah menutup semua hati kecil dan mengguyah imannya sendiri.Setelah semua reda dalam keluh kesah akupun berkata.
Semoga kamu mendapatkan kemudahan
Agar hati mnjadi riang
Setelah usaha memang harus ihtiar
Doa dan semangat adalah harapan
Namun Allah yang menentukan
Senyumlah nak, selagi itu masih meronahkan wajah cantikmu
Agar orang paham
Kamu adalah perempuan yang tegar dan kuat
Sudah saatnya kalian
berteman saja.
Sebab dia tidak lagi
membutuhkan seorang sahabat.
Mungkin karena telah
lama kalian bersahabat.
Dia mungkin telah bosan dan tidak
mau lagi bercanda seperti dulu.Ingatlah nak...
Jangan sebut kaki kalau
tidak ada tungkainya.
Sejauh apa dia
melangkah.
Setinggi apa dia
meraih.
Walaupun Seluas langit
ketujuh dia membentangkan sayap.
Dia tidak tidak bisa membeli
surga dengan tingkahnya kepadamu
Tapi canmkanlah nak...
Salah satu penghuni surga itu adalah kamu....anakku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar