Selasa, 10 Agustus 2021

KISAHKU DIBALIK KELAS : SAPAAN DAN CARA GURUKU MENGINSPIRASI - Debby Chantika - Buletin Seventeen SMPN 17 Kendari

 

Nama saya Debby Chantika, saya Sekolah di SMP Negeri 17 Kendari dan duduk di kelas 9.2 pada Tahun Pembelajaran 2015/2016.

            Saya akan menceritakan tentang sosok Pak Guru yang mengemabn tugas untuk mengajar dikelas, Beliau guru matapelajaran pelajaran IPA sekaligus Prakarya. Guru ini sangat ceria setiap kali masuk di kelas. Walaupun kadang kala, kami membuatnya jengkel. Selain, beliau juga sering menceritakan hal yang sangat menginspirasi untuk kami. Hal itu baik menurutku, agar kami bisa lebih giat lagi belajar untuk menjadi orang yang sukses. Biasanya, cerita itu disisip pada akhir pelajaran.

           Penggalaman yang saya akan utarakan ini adalah hal yang tak akan terlupakan bagi saya tentunya. Pertama saya akan menceritakan tentang sosok pak guru yang mengajar tentang pelajaran IPA. Sewaktu masih di kelas VIII, pak guru sangat ceria setiap kali masuk dikelas. Beliau juga sering menyapa kami dengan perkataan Hello! Kami pun menjawabnya Hai! Dengan nada yang sedang dan tersenyum. Barulah guruku itu memulai mengajar.

           Pak guru dalam  mengajar selalu membagi kelompok. Biasanya terdiri dari 7-8 orang. Kadang kala, banyak yang tidak setuju dengan kelompok yang telah ditentukan. Setelah berdiskusi kembali, akhirnya saat itu pula menyepakati dengan kelompok baru. Setelah selesai membagi kelompok waktu pun berjalan tanpa kami sadari. Praktek yang kami lakukan membuat energi seakan terkuras. Disaat pak guru melihat kami sangat lelah tidak bersemangat lagi, Pak guru pun tersenyum sejenak dan langsung menceritakan cerita yang sangat menyentuh dan sangat menginspirasi. Kami pun bersemangat lagi untuk belajar dengan giat. Pembelajaran itu akhirnya sukses dilaksanakan. Kebersamaan itu terhenti ketika bel berbunyi. Artinya, waktu istirahat telah tiba.

           Kedua, saya akan menceritakan penggalaman pak guru mengajar prakarya dikelas kami. Sama seperti pak guru mengajar IPA, beliau pun sering masuk mengucapkan perkataan Hello! Kami pun juga menjawabnya dengan Hei! Nadanya sedang dan bersemangat. Pak guru juga masuk mengajar dan membagi kelompok sama seperti pelajaran IPA. Tetapi kelompoknya tidak sama dengan kelompok IPA. Kini terdiri dari 10 orang perkelompok. Cara pembuatan yang agak susah, jadi kelompoknya dalam jumlah yang besar. Peralatan yang minim di sekolah membuat setiap kelompok harus membawa alat sendiri dari rumah.

Suasana kelompokku saat melaksanakan praktek

           Seperti biasa setelah membagi kelompok pak guru juga membagi tugas setiap kelompok untuk membuat makanan yang dibuat. Alat dan bahannya dibawah di sekolah. Dan saat itulah setiap kelompok berdiskusi tentang apa makanan yang akan diolah. Pak guru juga bilang minggu depan semua alat dan bahannya dibawa. Setelah praktek dengan bimbingannya dengan perkelompok, hasilnya pun jadi dan sanggat memuskan.

           “Ayo, belajar membuatnya dengan tangan sendiri. Bagus dan jeleknya jika hasil usaha itu jauh lebih baik dari hanya mengharap dari karya orang lain.” Kata pak guru untuk membangkitkan semangat kami.

Kegembiraan kelompokku saat kegiatan presentase telah usai dengan nilai yang baik

            Saat akhir pelajaran, pak guru menceritakan sesuatu yang menginspirasi buat kami. Dibalik inti cerita singkat itu, saya berkesimpulan bahwa Jangan putus asa atas semua kekurangan yang ada pada kita, kita harus berjuang agar bisa menjadi orang sukses dan dibanggakan oleh keluarga.

Testimoni Pembelajaran/Suhardin/2015-SMPN 17 Kendari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...