Nama saya Debby Chantika, saya Sekolah di SMP Negeri 17 Kendari dan duduk di kelas 9.2 pada Tahun Pembelajaran 2015/2016.
Saya
akan menceritakan tentang sosok Pak Guru yang mengemabn tugas untuk mengajar dikelas,
Beliau guru matapelajaran pelajaran IPA sekaligus Prakarya. Guru ini sangat
ceria setiap kali masuk di kelas. Walaupun kadang kala, kami membuatnya jengkel.
Selain, beliau juga sering menceritakan hal yang sangat menginspirasi untuk
kami. Hal itu baik menurutku, agar kami bisa lebih giat lagi belajar untuk
menjadi orang yang sukses. Biasanya, cerita itu disisip pada akhir pelajaran.
Penggalaman yang saya akan utarakan
ini adalah hal yang tak akan terlupakan bagi saya tentunya. Pertama saya akan
menceritakan tentang sosok pak guru yang mengajar tentang pelajaran IPA.
Sewaktu masih di kelas VIII, pak guru sangat ceria setiap kali masuk dikelas. Beliau
juga sering menyapa kami dengan perkataan Hello! Kami pun menjawabnya Hai!
Dengan nada yang sedang dan tersenyum. Barulah guruku itu memulai mengajar.
Pak guru dalam mengajar selalu membagi kelompok. Biasanya
terdiri dari 7-8 orang. Kadang kala, banyak yang tidak setuju dengan kelompok
yang telah ditentukan. Setelah berdiskusi kembali, akhirnya saat itu pula menyepakati
dengan kelompok baru. Setelah selesai membagi kelompok waktu pun berjalan tanpa
kami sadari. Praktek yang kami lakukan membuat energi seakan terkuras. Disaat pak
guru melihat kami sangat lelah tidak bersemangat lagi, Pak guru pun tersenyum
sejenak dan langsung menceritakan cerita yang sangat menyentuh dan sangat
menginspirasi. Kami pun bersemangat lagi untuk belajar dengan giat. Pembelajaran
itu akhirnya sukses dilaksanakan. Kebersamaan itu terhenti ketika bel berbunyi.
Artinya, waktu istirahat telah tiba.
Kedua, saya akan menceritakan
penggalaman pak guru mengajar prakarya dikelas kami. Sama seperti pak guru
mengajar IPA, beliau pun sering masuk mengucapkan perkataan Hello! Kami pun
juga menjawabnya dengan Hei! Nadanya sedang dan bersemangat. Pak guru juga
masuk mengajar dan membagi kelompok sama seperti pelajaran IPA. Tetapi
kelompoknya tidak sama dengan kelompok IPA. Kini terdiri dari 10 orang
perkelompok. Cara pembuatan yang agak susah, jadi kelompoknya dalam jumlah yang
besar. Peralatan yang minim di sekolah membuat setiap kelompok harus membawa
alat sendiri dari rumah.
Suasana kelompokku saat melaksanakan praktek
Seperti biasa setelah membagi
kelompok pak guru juga membagi tugas setiap kelompok untuk membuat makanan yang
dibuat. Alat dan bahannya dibawah di sekolah. Dan saat itulah setiap kelompok
berdiskusi tentang apa makanan yang akan diolah. Pak guru juga bilang minggu
depan semua alat dan bahannya dibawa. Setelah praktek dengan bimbingannya
dengan perkelompok, hasilnya pun jadi dan sanggat memuskan.
“Ayo, belajar membuatnya dengan
tangan sendiri. Bagus dan jeleknya jika hasil usaha itu jauh lebih baik dari
hanya mengharap dari karya orang lain.” Kata pak guru untuk membangkitkan
semangat kami.
Kegembiraan kelompokku saat kegiatan presentase telah usai dengan nilai yang baik
Saat akhir pelajaran, pak guru menceritakan sesuatu yang menginspirasi buat kami. Dibalik inti cerita singkat itu, saya berkesimpulan bahwa Jangan putus asa atas semua kekurangan yang ada pada kita, kita harus berjuang agar bisa menjadi orang sukses dan dibanggakan oleh keluarga.
Testimoni Pembelajaran/Suhardin/2015-SMPN 17 Kendari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar