Minggu, 01 Januari 2017

Puisi Ombak di Laut


Kaki Pantai
(Suhardin, 2 Januari 2017)

Berpijak landai
Menanti riak menghempas
Sembur memecah di betis
Busa mengurai hentakan

Alir sepanjang zaman
Hilang satu datang seribu
Hitung tanpa batas
Karunia Illahi Rabbi

Pasir mengalas telapak
Rapat menahan berat
Kukuh mendorong ke atas
Walau arus terus mendesak

Kaki enggan melangkah
Nikmat terus menggoda
Di bawah dingin terasa
Di atas karunia terbentang

Kaki ada di tepi
Menopang hempasan ombak
Walau sentak menyeka
Badan kokoh berdiri

Itulah goda dan tantangan
Siapa kuat dia terkokoh
Jangan anggap itu kecil
Jika menyatu jadi incaran

Sabtu, 31 Desember 2016

Cerpen 4




Acara penen hasil ladang tahun ini membuatnya khawatir. Banyak anak perempuan yang akan turut dalam acara. Bukan hanya perempuan kampung Lahontohe, akan tetapi mereka berdatangan dari kampung maupun dusun tetangga. Itu berarti keributan bakal terjadi lagi. Kegalauannya tidak luput dari perhatian ibunya. Sesekali ibunya melirik dari kejauhan, sambil menapis bulir-bulir jagung yang baru dibuka dari tongkolnya.
Selanjutnya tunggu bukunya terbit ya!

Jumat, 30 Desember 2016

Serba serbi GP IPA SMP Makassar 2016


Cerpen 3



Hidup sebagai anak yatim dengan belenggu kemiskinan merupakan tantangan nyata tersendiri bagi La Wei. Keinginan kuat untuk menikahi gadis pujaan hatinya menjadi awal perubahan kehidupannya. Ia sangat mencitai Wa Kamboi. Seorang gadis yatim piatu yang merupakan kemenakan sang penguasa dusun Mataoleo yang disebut Parabela. Penguasa yang dikenal rakyatnya bijaksana akan tetapi susah membijaksanai keinginan La Wei  yang menyukai Wa Kamboi, kemenakannya yang telah dianggap sebagai anak sendiri. Kebencian Parabela pada ibunya yang sering berbohong merupakan penyebabnya.
“Jika orang tuanya sering berbohong, anaknya akan mengikutinya. Saya tidak ingin keluargaku memiliki turunan pembohong.” Kata Parabela saat La Wei mengutarakan maksud untuk melamar kemenakannya.
“Maafkan atas kelancanganku, namun apakah Tuanku telah membuktikan bahwa saya adalah seorang pembohong?” Kata La Wei  untuk membela diri.  
“Tuanku yang mulia. La Wei memang betul, tidak bijaksana jika ia dikatakan demikian, sebelum ada bukti atau saksi yang memberatkannya.” Kata La Kantalealalo sebagai penasehat membela La Wei.
“Apakah selama ini dia tidak pernah berbohong?” Bantah Parabela dengan suara yang keras.
Selanjutnya......tunggu bukunya terbit ya.....

Kreasi Pembelajaran dari Botol Bekas