![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht3IGlKDe9CzkKTtaNQ3tj3s25AjgpcZ5OmA1YD44rp174BAnGJLLLW0Zp_rt3teNE1H490LNp7SdfYUKjFFfpU89pGCPze1sDQGH7sEyoc2QXFYwIH-KzNX8i-qMvcU62dtLA9EB3-oI/s320/Cover+Cerpen+3_001.png)
“Jika
orang tuanya sering berbohong, anaknya akan mengikutinya. Saya tidak ingin
keluargaku memiliki turunan pembohong.” Kata Parabela saat La Wei mengutarakan maksud untuk melamar
kemenakannya.
“Maafkan
atas kelancanganku, namun apakah Tuanku telah membuktikan bahwa saya adalah
seorang pembohong?” Kata La Wei untuk membela
diri.
“Tuanku
yang mulia. La Wei memang betul, tidak bijaksana jika ia dikatakan demikian,
sebelum ada bukti atau saksi yang memberatkannya.” Kata La Kantalealalo sebagai
penasehat membela La Wei.
“Apakah
selama ini dia tidak pernah berbohong?” Bantah Parabela dengan suara yang keras.
Selanjutnya......tunggu bukunya terbit ya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar