Senin, 01 Maret 2021

BULETIN SEVENTEEN : SURYA TAK KUNJUNG PADAM (Cerpen Inspiratif)

 


Surya lahir di Mandonga. Kiprahnya di tanah kelahirannya menjadi mutasi abdi dari luar pulau. Jabatan yang diemban bukan permintaan. Kariernya dimulai pada bagian personalia perusahaan. Ide dan gagasannya banyak dipakai dalam kemajuan tempatnya bekerja. Unitnya menjadi maju dan membawa harum nama instansinya. Beberapa kali jabatannya berpindah. Kebanyakan untuk membenahi kelemahan dan kesalahan yang dibuat orang lain.

 

Bukan hanya menyelesaikan masalah, inovasi kerjanya mampu memberikan nilai positif. Perusahaan itupun mulai terkenal. Tidak hanya di Indonesia, bahkan manca negara. Walaupun hanya berstatus sarjana biasa, namun Surya tidak canggung bergelut dengan kawannya yang magister bisnis, pemasaran maupun manajemen. Penghargaan dan piala kemenangan kompetisi mulai memenuhi lemari. Atasannya pun mampun meraih top competition a ward. Bahkan tidak sekali, tangan dinginnya mampu memoles beberapa artikel dan proposal berkualitas tinggi. Sehingga proyek baru maupun kemenangan kompetisi dapat diraih atasannya.

 

Bimbingan pengabdian masyarakat dan rekan sejawatnya juga menampakkan hasil. Bukan hanya lembaga atau atasannya, kini masyarakat dan rekan kerja mampu meraih mimpi. Senyum dan kebahagiaan merekalah yang membuatnya tersadar. Surya tidak ingin hanya menjadi penjaga gawang, penonton atau pelatih semata. Mimpinya menjadi tinggi untuk bermain di lapangan tengah. Keinginan yang muncul dipermukaan itulah, menjadi awal tantangan hidupnya.

 

Satu demi satu prestasi digegamnya. Namun kenyataan lain harus diterimanya. Beberapa job penting mulai hilang dari meja kerjaanya. Tingkat kepercayaan padanya juga menurun. Bahkan “pekerjaan di lahan basan” makin menghilang. Bagian yang berat kini menjadi tanggung jawabnya. Jika ringan dan berduit itu bukan miliknya. Sifat sosialnya yang tidak bisa hilang, membuatnya tetap menyisihkan sebagain rezekinya. Dana itu dipakai untuk menopang kegiatan yang dilakukannya.

 

Setelah sekian kali mendapat penghargaan, kisah keuletannya akhirnya sampai ke kantor pusat. Surya pun dinobatkan sebagai karyawan Inovatif se-Indonesia. Bukan hanya dia, beberapa orang dari se-antero negeri juga mendapatkan hal yang sama. Inilah jembatan sehingga penghargaan negara akhirnya diperolehnya. Tetapi suasana hatinya tidak senang. Jika yang lain mendapatkan promosi, Surya mendapat keresahan hati. Baru saja tanda kehormatan itu terpasang, rekan kerjanya mengirimkan berita yang tak terduga. Surya akhirnya dimutasi ke perusahaan yang jauh dan terpencil. Bukan hanya itu, dia pun menjabat sebagai tukang sapu di kantor barunya.

 

Menutupi kebutuhan hidupnya, Surya pun bekerja sampingan. Kolega dan keluarganya membantunya untuk bangkit. Keputusasaanya memang tidak nampak. Ceria dan selalu memotivasi menjadi sifat baiknya. Walaupun air mata jatuh tersembunyi. Menjemput kabut pagi adalah suasana keluar rumah menjemput rezeki. Ketika pulang, kumandang adzan magrib menyambutnya. Jadi jangan tanya lelah, kadang senyum saja, kadang dipaksakan.

 

Banyak orang kaget dengan kejadian itu. Berbagai negosiasi dilakukan. Bukan hanya bersifat internal, beberapa lembaga juga terlibat. Alasannya, penyebab mutasinya tidak jelas. Walaupun usaha itu berbuah manis namun rasa kecut terkecap jelas di lidah. Surya hanya bisa bersinar sebagai karyawan biasa ditempatnya bekerja. Tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berkaya sambil berprestasi. Jalan lain yang ditempuhnya membuahkan hasil. Surya pun akhirnya bisa memberi cahaya dari sisi lain hidupnya. Walaupun harga pengabdiannya selama ini dipandang sebelah mata oleh orang lain. Mungkin Inilah doa kedua orang tuanya. Nama Surya bukan keabadian, tetapi harapannya mampu mencerahkan. Memberi cahaya agar bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Semoga suatu saat orang dalam kegelapan itu akan mencari surya penerangnya. “Surya, sinarmu adalah harapan.” Kata Ibunya, dalam ceritanya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAMPAH RUMAH TANGGA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

  Rumah tangga memproduksi sampah setiap hari. Hal ini sesuai dengan aktivitas penghuninya. Sebagia besar berupa bahan organik, Misalnya sis...