Selasa, 10 Januari 2017

Cerpen 6



Menginginkan kebebasan dalam kukungan kekuasaan, bagai mengurai benang kusut menjadi pintalan. Kebenaran seirama dengan kebatilan dan penindasan. Jangankan berharap menggapai nikmat,  merajut kasihpun tertindas oleh keserakahan pemilik tahta. Kekejaman seakan tanpa batas,  sehingga mengurai persaudaraan menjadi permusuhan. Itulah rima setiap ungkapan rakyat Kambala. Salah satu kampung kecil di wilayah Lahontohe bentukan kaum penjajah. Kampung yang seharusnya bisa makmur dengan subur dan sejuknya hamparan hijau yang membentang.
Kehadiran bangsa pendatang menjadi penyebab Wa Ndolasa menentang setiap kebijakan ayahnya sebagai Parabela. Sebagai penguasa kampung yang seharusnya perpihak pada rakyatnya, akan tetapi tekanan bangsa pendatang telah memupus kearifan serta kasih sayangnya.
“Saya hanya mengingatkan ayah. Kepemimpinan ayahanda telah banyak diperbincangkan oleh penduduk kampung.” Kata Wa Ndolasa dihadapan Parabela.
“Sudahlah, saya tidak butuh nasihat yang berulang-ulang itu.”
“Tapi ayah, rakyat sudah sangat menderita.”
“Ah, pikiranmu itu pasti karena pengaruh temanmu yang sok pahlawan itu.”
“Apakah salah, jika ia membantu rakyat yang menderita?”
“Yang salah karena mempengaruhi pikiranmu. Apakah keluarga kita bisa hidup jika tidak mengikuti perintah bangsa pendatang itu?”
“Ayah pemimpin, punya banyak rakyat, perkataan selalu didengar dan bisa menentang mereka.”
“Menentang pakai apa? Mereka memiliki persenjata yang lebih baik dan rakyat kita….”
“Bukankah penyebabnya ayah sendiri. Coba seaindainya dulu ayah mau mendengarkan pendapat aku dan ibu, pasti keadaanya tidak menjadi seperti ini.”
“Sudalah, jangan ceramahi ayahmu ini.”
“Jika ayah tidak mau berbuat maka jangan salahkan aku untuk bertindak sesuai pikiranku.”
Selanjutnya...............tunggu bukunya terbit ya!

Reuni Akbar SMPN 17 Kendari Tahun 2013





BULETIN SEVENTEEN : Adiwiyata Seventeen



Adiwiyata merupakan simbol keberhasilan sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup yang senantiasa menjadi sebuah impian bagi SMPN 17 Kendari. Impian ini bukanlah sebuah khayalan belaka akan tetapi mimpi yang terus diupayakan menjadi sebuah kenyataan oleh segenap warga sekolah. SMPN 17 Kendari semenjak tahun 2006 telah mulai merintis pengembangan sekolah yang berwawasan lingkungan
Upaya warga sekolah terus dikembangkan dengan senantiasa melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta atau lembaga swadaya masyarkat. Disamping upaya melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang lingkungan walaupun diakui pemerataan kesempatan pada semua guru belum sepenuhnya dimaksimalkan. Prestasi sebagai Juara pertama Sekolah Sehat Tingkat Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 merupakan langkah baik dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

Keinginan-keinginan kecil terus diupayakan sehingga prestasi terus diraih khsusnya yang berhubungan dengan eksistensi peningkatan pengetahuan dan pemahaman pengelolaan lingkungan hidup pada seluruh warga sekolah. Penerapan Pendidikan Ketrampilan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH) menjadi matapelajaran Muatan Lokal (Mulok) wajib pada semua jenjang telah memberikan pengaruh baik terhadap pengembangan lingkungan dan pengetahuan siswa. Hal kongkrit dari upaya tersebut adalah kegiatan pembenahan lingkungan sekolah yang semula tandus dan gersang kini menjadi hamparan kehijauan ditengah padatnya hiruk-pikuk ibuka Propinsi Sulawesi Tenggara. Harapan, upaya, keinginan dan capaian prestasi inilah yang telah menggugah warga sekolah untuk mewujudkan impian menuju sekolah Adiwiyata pada tahun 2012. Kenyataan sebelumnya pada tahun 2011 yang belum tercapai terus menjadi motivasi bagi warga sekolah untuk mewujudkannya ditahun ini.  Semoga kerja keras yang telah dilakukan medapatkan ridha dan rahmat dari Alla SWT serta membawa manfaat bagi kita semua.

Bersyukur di Tahun 2015








Zahro Nur Aisyah - Menyaring Air dari Botol Plastik Bekas (Cerita Refleksi Terbaik)

  Pagi itu, pada pukul 07.00, udara masih terasa sejuk di lingkungan sekolah. Bel tanda dimulainya pelajaran pertama telah berbunyi, dan sua...