Usai
paparan materi, baru diri tersadar akan sebuah hal. Sekolah ini pernah menjadi
jalan dalam menyusun skripsi dua puluh lima tahun lalu. Sebagai sampel, dua
kali bertandan di warna putih abu-abu ini. Kini hadir kembali setelah melalang
buana di wilayah lain pada bumi anoa.
Kemurahan
hati Pak Irwan, kefakuman diri dalam berkegiatan selama ini menjadi cair. Namun
sambutan hangat Pak M. Akil selaku kepala sekolah membuat diri bertambah ragu.
Apakah keinginan dan tujuan mereka dapat dipenuhi? Kebiasaan berdiri didepan
orang banyak mulai langka terjadi. Apalagi forumnya ilmiah setingkat diatas
sekolahku. Duduk didepan bersama pimpinan sekolah membuatku tertunduk malu.
Paparan curriculum vitae yang diberikan menambah bebanku hari itu. Sosok yang
kharismatik itu juga mengungkapkan keadaan lembaganya. Berlabel sekolah
penggerak membuatku mulai sedikit khawatir jika materi yang akan disampaikan
akan berulang.
Deretan
prestasi dan pencapaian yang dibacakan hampir saja membuat mata berkaca-kaca.
Kocak dan kelakar yang memecah suasana membuat diri memberanikan untuk
tersenyum kecil. Sesaat kemudian ruangan mulai hening. Salam dan sapaanku
memecah di seisi ruangan. Awal yang agak kaku, lambat laun menjadi cair dalam
suasana ruang guru. Partisipasi peserta dan tayangan video dengan suara keras
membuat diriku mulai menemukan semangat. Saat bersamaan, aku mulai merasa
pulang ke rumah sendiri. Semenjak terangkat, sosok guru SMA telah melekat
dijabatan pengajar. Lima tahun mengabdi
lalu beralih di jenjang SMP.
Walaupun
masih tahap belajar. Rupanya permasalahan implementasi kurikulum merdeka hampir
sama dengan di rumah sendiri. Sesuai konsepnya dalam berbagi pembelajaran
berdiferensiasi, akupun bercerita tentang kisahku di Bumi Seventeen. Membagi
pengalaman dengan video yang pernah dibuat, membuat suasana terlihat menantang. Salah satunya adalah media tamu saga. Hal ini terlihat dari pertanyaan yang terlontar dengan bobot yang luar biasa.
Sebagaian bisa diberikan solusi. Selebihnya dikenbalikan pada aset dan lingkungan
pengaruh yang dimiliki oleh pengajar, siswa, orang tua maupun pihak sekolah
untuk kolaborasinya.
Kata
kunci permasalahan setiap guru ditulis pada sticky note. Aku membacanya satu
persatu saat tayangan video terakhir berlangsung. Rasa syukur terucap dalam
hati. Semua telah terjawab dalam paparan, tayangan dan tanya jawab selama dua
jam kegiatan hari ini. Begitu pula kata kunci pemahaman peserta. Beberapa kata
yang ditulis di white board itu, satu persatu diimplementasikan dalam kegiatan
berbagi praktik baik ini.
Tanpa
terasa matahari mulai meninggi. Seirama dengan arah jarum panjang jam dinding
yang hampir menyentuh angka sebelas. Usai tanya jawab, Kepala SMAN 3 Kendari
menutup kegiatan hari ini. Sayapun masih ragu, namun tetap berharap yang
terbaik. Semoga yang dibagi menjadi amal jariyah dan segala kekurangannya
menjadi kelemahan diri. Permohonan maaf dan terima kasih melalui ungkapan
kalimat bermakna menutup kegiatan siang itu.
“Beliau
jika pulang kampung sering lewat dekat sekolah ini.” Ungkap Pak Akil. Aku baru
tersadar jika Lokasi sekolah ini di Ujung teluk Kendari. Kurang lebih satu jam
menempuhnya dari kediaman dengan sepeda motor. Perjalanan pulang yang lamban
tidak membuat hal lain menjadi terlambat. Sayup pengantar azan yang terdengar
membuatku bersyukur. Jumat berkah hari ini, semoga bisa menjadi berkah dalam
berbagi praktik baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar